Daerah

Bupati Jember Kembangkan Klaster Desa Tematik Atasi Masalah Tersediaan Daging Sapi

1357
×

Bupati Jember Kembangkan Klaster Desa Tematik Atasi Masalah Tersediaan Daging Sapi

Sebarkan artikel ini
Pelayanan Yankeswandu di Desa Sumber Rejo Kecamatan Ambulu, Senin (28/7/2025).(Foto: Badri/ LensaNusantara)

Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID – Bupati Jember Muhammad Fawait melakuan pelayanan kesehatan hewan terpadu (Yankeswandu) lewat program Bunga Desaku Desa Sumber Rejo, Kecamatan Ambulu Senin (28/7/2025).

Bupati Jember Gus Fawait mengatakan, salah satu upayanya yakni dengan menghadirkan program Desa Tematik, seperti tema ternak sapi, sebagai komoditas pangan yang hadir di desa.

Example 300x600

“Kita akan mengembangkan semacam klaster-klaster atau desa-desa tematik, seperti desa tematik sapi, desa tematik kambing dan lain sebagainya,”ucapnya.

Program itu, diharapkan dapat mengatasi masalah ketersediaan daging sapi, mengingat dalam waktu dekat Kabupaten Jember akan memiliki 250 dapur MBG, sebagai pendukung program pemerintah pusat.

BACA JUGA :
Polres Jember Undang Faesol Klasifikasi Terkait Kasus TKD di Desa Sukokerto

“Maka saya pikir, kita juga harus menyiapkannya. Jangan sampai, nanti justru ada kelangkaan daging atau harganya melambung,”menurut Bupat Jember.

Lebih lanjut, Pemerintah Kabupaten Jember akan membahas lebih lanjut terkait program swasembada daging sapi tersebut. Namun ia meminta dinas terkait agar mendata populasi sapi yang ada di wilayahnya.

“Ketika itu sudah terlihat, maka kita bisa membuat kebijakan untuk pengembangan lebih lanjut,”ujar Gus Fawait.

Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Jember, Widodo Julianto menyampaikan bahwa populasi ternak di Kabupaten Jember masih besar. Namun sempat mengalami penurunan akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang melanda beberapa waktu lalu.

BACA JUGA :
Kakek Penjual Kerupuk Viral di Media Sosial Kembali Diciduk Satpol PP Jember

“Sekitar 500 ribu populasi sapi, kami memperkirakan ada penurunan sekitar 30 persen akibat PMK. Untuk itu, kita dorong percepatan kebuntingan melalui dua metode utama, yaitu Inseminasi Buatan (IB) dan Transfer Embrio (TE),”katanya.

Salah satu kendala di lapangan adalah keterbatasan SDM paramedik dan dokter hewan. Saat ini, hanya terdapat sekitar 100 petugas untuk melayani kebutuhan di 31 kecamatan. Ia berharap ke depan akan ada penambahan tenaga ahli untuk mendukung layanan peternakan yang lebih optimal.

“Terkait program vaksinasi untuk pencegahan PMK, Widodo menyebutkan bahwa hingga saat ini baru sekitar 50% ternak yang telah divaksin,”tambahnya.

BACA JUGA :
Serap Aspirasi Undang 29 Puskesmas Jalin Asmara, RSD Balung Komitmen Sukseskan Program UHC Prioritas

Kata Widodo, Hal ini disebabkan oleh keterbatasan petugas di lapangan, serta kekhawatiran sebagian peternak akibat trauma pasca wabah PMK. Edukasi kepada peternak sangat penting.

“Kami terus sosialisasikan bahwa vaksinasi tidak membuat ternak sakit, justru memperkuat daya tahan mereka terhadap penyakit,”paparanya.

Sementara Warga Disusun Watu Ulo Desa Sumber Rejo Agus Wiyono Peternak Sapi menyatakan, Program kesehatan hewan terpadu di gagas oleh Bupati Jember bagus bisa membantu peternak sapi.

”Ini pertama kali pemeriksaan sapi dan suntik kawin gratis, ia merasa senang mengikuti suntik kawin ternak sapinya tanpa adanya biaya,”tuturnya.