Bondowoso, LENSANUSANATARA.CO.ID – Sejak tahun 2016, Bondowoso menggaungkan diri dengan julukan Bondowoso Republik Kopi (BRK). Bupati Amin Said Husni kala itu melaunching BRK ini sebagai penegasan pemerintah daerah akan terus bertekad mengembangkan kopi untuk pengembangan ekonomi masyarakat.
“Republik Kopi” ini semakin menegaskan bahwa Bondowoso sebagai salah satu penghasil kopi spesial terbaik dunia dan menjadi salah satu pendorong kesejahteraan atau perekonomian masyarakat.
Saat itu berbagai program pengembangan kopi dari hulu hingga hilir terus diluncurkan oleh pemerintah daerah di bawah komando Presiden Republik Kopi, Bupati Amin Said Husni.
Dalam beberapa literasi, Bupati Amin Said Husni menyebutkan kopi sendiri sudah menjadi salah satu komoditas unggulan masyarakat perkebunan. Lebih-lebih, Kawasan Besuki Raya sejak zaman penjajahan Belanda, adalah penghasil kopi yang sudah dikenal oleh dunia.Seperti Desa Kalisat Jampit, Blawan dan Pancur di Kecamatan Sempol yang merupakan area perkebunan di bawah PTPN XII dan sudah dikenal di dunia.
Salah satu produk kopi Bondowoso yang mendapatkan banyak pujian di pasar perkopian yakni Kopi Arabika Java Ijen Raung.
Dikutip dari situs Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia yang ditulis oleh (Niken Puspita Sari1), Teguh Iman Santoso1), Yusianto1), dan Surip Mawardi1). Diterangkan, bahwa Kopi Arabika Java Ijen-Raung merupakan satu-satunya produk kopi spesialti asal Jawa Timur yang telah mendapat perlindungan Indikasi Geografis (IG).
Cita rasanya yang khas menyebabkan produk kopi Arabika Java Ijen Raung memiliki daya saing yang tinggi di pasar kopi internasional. Adanya perlindungan IG tersebut meningkatkan daya saing dalam perdagangan sebab merek kopi Arabika Ijen-Raung tidak mungkin digunakan oleh produk kopi asal daerah lain.
Di antara produk kopi Jawa Timur yang terkenal adalah kopi Arabika yang sebagian (60%) dihasilkan di kawasan pegunungan Ijen-Raung. Kopi Arabika asal pegunungan Ijen-Raung telah dikenal di pasar dunia dengan citarasa yang khas. Kekhasan citarasa kopi Arabika Ijen-Raung dipengaruhi oleh kondisi geografis pegunungan Ijen-Raung yang produknya dikenal di pasar internasional dengan nama “Kopi Arabika Java IjenRaung”.
Produk kopi ini telah mendapat perlindungan hukum oleh Kementerian Hukum dan HAM, dan merupakan satu-satunya produk kopi spesialti pertama asal Jawa Timur yang mendapat perlindungan Indikasi Geografis (IG).
Pegunungan Ijen-Raung terletak pada ketinggian >900 m dpl. secara administratif berada di wilayah Kabupaten Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi. Tanah di pegunungan Ijen-Raung merupakan jenis tanah Andisol yang memiliki tingkat kesuburan tinggi dan dekomposisi yang rendah.
Kesuburan tanah yang tinggi akan menghasilkan citarasa kopi yang baik pula. Kopi Arabika Java IjenRaung memiliki tradisi budaya lokal dan mutu tinggi sehingga dikenal dengan origin coffee.
Pertanaman kopi Arabika di kawasan Ijen Raung mencakup areal seluas 1.351 hektar. Di wilayah Kabupaten Bondowoso lahan penanaman kopi Arabika tersebut tersebar di Kecamatan Sumberwringin, Sempol, Botolinggo, dan Cermee. Produktivitas kopi Arabika Java-Ijen Raung dilaporkan 500-750 kg/ha dengan potensi produksi di kawasan ini sebesar 2.000 ton/ hektar/tahun.
Berdasarkan hasil uji citarasa bahwa kopi Arabika Java Ijen-Raung memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi, mutu dan aroma yang khas dengan intensitas aroma yang kuat, kekentalan sedang, dan yang paling unik serta membedakan dengan citarasa kopi lainnya yaitu rasa manis “chocolaty” yang tidak dimiliki kopi lainnya.
Kini, Pemerintah Daerah Bondowoso terus gencar menaikkan kembali brand Bondowoso Republik Kopi (BRK) setelah sempat tenggelam dalam beberapa tahun pasca Amin Said Husni tak kembali menjabat.
Salah satunya yakni rencana pelaksanaan kegiatan Festival Kopi Nusantara (FKN) di bulan Oktober 2024 ini. Dulu saat awal dilasanakannya FKN ini, tak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat. Namun, sekaligus menjadi mall tempat bertraksaksinya informasi dan pengetahuan perkopian antar pecinta kopi dari berbagai wilayah nusantara.