Malang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Di Pendopo Agung Kabupaten Malang, suasana dipenuhi semarak dan antusiasme saat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang bersama Komunitas Tandhak Malang menggelar Festival Tari Beskalan Putri. Acara ini diadakan dalam rangka penerapan prinsip 4P (Pembinaan, Perlindungan, Pemanfaatan, dan Pengembangan) terhadap seni budaya lokal. Tari Beskalan Putri pada 2023 lalu resmi diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia, menjadi sorotan utama dalam festival ini yang berlangsung pada Minggu pagi (3/11/2024).
Turut hadir dalam festival tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Purwoto, S.Sos., M.Si., yang didampingi oleh Kepala Bidang Kebudayaan serta Pamong Budaya Ahli Muda, dan Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Malang (DKKM). Acara ini juga dihadiri juri-juri terkemuka dari kalangan akademisi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Malang (UM), para tokoh tari tradisional Malang, serta budayawan yang berperan penting dalam menilai dan memberikan apresiasi.
Winarto Ekram, Ketua Komunitas Tandhak Malang, menjelaskan bahwa festival ini terbuka untuk umum dan berskala nasional. Namun, karena keterbatasan waktu dan kapasitas, jumlah peserta dibatasi hingga 40 grup yang terdiri dari penari perorangan dan kelompok. Total peserta festival ini mencapai 150 orang, terbagi dalam 20 peserta perorangan dan 20 kelompok. Para penari tidak hanya berasal dari Malang Raya, tetapi juga dari daerah lain seperti Sidoarjo dan Situbondo, menunjukkan daya tarik dan pengaruh Tari Beskalan Putri yang meluas.
Tujuan utama dari festival ini adalah untuk menjaga keberlanjutan dan kelestarian Tari Beskalan Putri agar dapat terus diwariskan kepada generasi muda. Tari Beskalan Putri memiliki sejarah panjang dalam seni tradisi Malang, dan diakui sebagai salah satu simbol keanggunan dan kearifan lokal. Dengan diadakannya festival ini, diharapkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya budaya lokal dapat ditingkatkan, serta mendorong mereka untuk turut ambil bagian dalam melestarikannya.
Kepala Disparbud Malang, Purwoto, dalam sambutannya menegaskan pentingnya acara ini sebagai bagian dari agenda rutin daerah. “Kami sangat mendukung diselenggarakannya Festival Tari Beskalan Putri ini. Harapan saya, festival ini dapat terus diagendakan menjadi acara tahunan Kabupaten Malang, dengan persiapan yang lebih matang dan peningkatan kualitasnya,” ungkapnya.
Para juriyang hadir di antaranya merupakan ahli dan praktisi tari yang dihormati, termasuk akademisi dari Unesa dan UM, serta tokoh-tokoh tandhak Malang dan budayawan senior. Penilaian dilakukan secara objektif dan berfokus pada aspek teknis serta ekspresi seni tari tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa festival tidak hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga ajang untuk mengapresiasi keindahan dan keragaman seni tradisi.
Purwoto juga menambahkan bahwa festival ini menjadi wujud nyata komitmen Kabupaten Malang dalam melestarikan seni dan budaya lokal. “Kami ingin mengembangkan potensi seni budaya ini agar tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga nasional dan internasional,” tambahnya.
Melalui penyelenggaraan festival ini, Kabupaten Malang menunjukkan keseriusannya dalam menjadikan seni tradisi sebagai pilar penting pembangunan karakter masyarakat serta sebagai sumber kebanggaan daerah. Festival Tari Beskalan Putri diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk lebih aktif dalam mengembangkan dan melestarikan warisan budaya mereka.