Daerah

Tradisi Minum Kopi Lelet, Sambil Membatik Rokok di Rembang

71
×

Tradisi Minum Kopi Lelet, Sambil Membatik Rokok di Rembang

Sebarkan artikel ini

Rembang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Di sebuah warung kopi di pinggir jalan besar tampak dipenuhi pengunjung, yang didominasi oleh pria paruh baya. Pemandangan menarik terlihat dari cara mereka menikmati kopi, alih-alilh meneguknya dari cangkir, mereka justru menuangnya terlebih dahulu ke alas cangkir, baru meminumnya perlahan.

Salah seorang dari mereka mengeluarkan sebatang rokok, lalu mengetuk-ketukkannya sebentar di meja. Anehnya, bukannya menyalakan pemantik api dan mengisapnya, dia justru mengambil sendok kecil dan mencocolkan ujungnya ke cairan kopi di alas cangkir yang tinggal tersisa ampasnya saja. Dengan penuh ketelitian, ia goreskan sendok ke sekeliling permukaan rokok, membentuk sebuah gambar, entah apa itu, hanya ia yang tahu.

Example 300x600

Tak lama setelah ‘karya seni’-nya jadi, barulah ia nyalakan api dan mengisap rokok yang telah selesai ia lukis, menghasilkan kepulan-kepulan asap.

Salah satu warisan kuliner yang hingga kini masih dilestarikan sebagai tradisi di Kabupaten Rembang adalah Kopi Lelet. Sekilas, sajian ini tampak seperti kopi tubruk pada umumnya, dengan warna hitam pekat dan warna coklat. Namun, bukan sajian minumannya yang menjadikannya begitu unik dan menarik, namun cara menikmatinya.

BACA JUGA :
Solusi Sukses, Usaha Pakan Ternak Rumahan dengan Modal Kecil

Ya, tak seperti kopi pada umumnya yang diminum langsung dari cangkirnya, Kopi Lelet justru dinikmati dengan cara dituang di atas alas cangkir atau lepek, lalu disesap hingga habis. Dan, bukannya dibuang, ampas yang tersisa di atas lepek justru dimanfaatkan sebagai cat lukis untuk menghasilkan goresan-goresan indah pada batang rokok, layaknya melukis motif batik pada kain.

Dia minum kopi dan membatik rokok, memang menjadi sebuah elemen utuh yang tak boleh dipisahkan dalam menikmati sajian Kopi Lelet, atau dalam bahasa Jawa, nglelet. Menurut Ahmad salah seorang pelanggan kopi di Rembang, kegiatan nglelet ini telah menjadi kebiasaan sedari dulu yang dilakukan oleh orang-orang tua usai beraktivitas. Mereka kerap menghiasi batang rokok yang akan mereka isap dengan ampas sisa kopi.

BACA JUGA :
Rapat bersama Bupati Rembang, Kadinas Hingga Camat Dilarang Bawa HP

Katanya, aroma dari rokok akan semakin mantap setelah dioles dengan ampas kopi. Ada juga yang mengatakan, batang rokok tersebut akan lebih awet dan lebih lama dihisap usai dilukis atau diberi kopi lelet

“Sensasi Kopi Lelet ini justru terletak pada nglelet (membubuhkan ampas kopi pada batang rokok)-nya, bukan untuk menikmati rasa dari kopi,” terang Ahmad kepada LensaNusantara, Jumat (20/6/2025).

Bubuk kopi yang telah diseduh air panas diaduk hingga rata, kemudian didiamkan selama dua hingga tiga menit sampai ampasnya mengendap, baru dituangkan ke atas lepek. Setelah agak dingin, barulah cairan kopi tersebut disesap perlahan, hingga ampasnya terlihat.

Nah, untuk mendapatkan konsistensi kekentalan ampas yang pas, biasanya masyarakat Lasem juga mencampurnya dengan gula Jawa dan susu kental manis, lalu mengaduknya hingga lembut dan rata. Selain itu, mereka juga kerap menempelkan tisu untuk menyerap air yang tersisa pada ampas kopi.

BACA JUGA :
Melihat Nasib Tukang Becak di Rembang yang Semakin Tergusur

‘Kuas’ yang digunakan untuk membatik rokok pun beragam, ada yang menggunakan tusuk gigi atau korek api yang telah digosok ujungnya sampai runcing, menggunakan sendok teh atau memakai benang yang telah dilipat sebanyak tiga kali, lalu dicelupkan ke dalam ampas hingga berwarna hitam, baru diputarkan ke seluruh permukaan batang rokok. Motifnya tak harus nyeni, yang penting sesuai dengan keinginan kita.

Tak kalah istimewa dengan cara menikmatinya, ternyata bubuk kopi yang digunakan juga telah melalui proses penggilingan lebih dari satu kali, sehingga menghasilkan tekstur yang benar-benar halus. Biasanya, biji kopi yang digunakan adalah jenis Robusta yang didatangkan dari daerah lain seperti Pati, Ungaran, Salatiga.

Sensasi membatik rokok itu tetap dapat dirasakan tanpa menghisap asapnya. Kesenangan dalam meluapkan imajinasi lewat karya lukis sederhana di media tak biasa tersebut membuat tradisi nglelet patut untuk dicoba dan dirasakan.