Kesehatan

Pertanyaan Terkait Teknis Pemberian PMT untuk Anak Stunting, Ini Penjelasan Kadis Kesehatan Bulukumba

41
×

Pertanyaan Terkait Teknis Pemberian PMT untuk Anak Stunting, Ini Penjelasan Kadis Kesehatan Bulukumba

Sebarkan artikel ini
dr.H.Muhammad Amrullah, M.Kes. Kadis Kesehatan Kabupaten Bulukumba (Jusran/Lensa Nusantara)

Bulukumba, LENSANUSANTARA.CO.ID – Sejumlah pertanyaan mencuat dari masyarakat, khususnya keluarga sasaran Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak baduta stunting, terkait mekanisme distribusi makanan tersebut. Mereka bertanya-tanya apakah makanan diberikan langsung ke rumah atau harus diambil sendiri di Rumah Gizi atau Posyandu.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba, dr. Amrullah, memberikan penjelasan saat dikonfirmasi pada Jumat, 4 Juli 2025. Menurutnya, PMT bagi anak baduta stunting diberikan dalam bentuk makanan lokal dan berlangsung selama 90 hari makan.

Example 300x600

“PMT bagi anak Baduta Stunting, berupa makanan lokal, yang diberikan selama 90 hari makan. Makanannya diberikan di Rumah Gizi yg ada ditiap-tiap desa dan atau kelurahan yang diawasi langsung oleh Kader Posyandu yg ada di desa atau lurah tersebut,” ujarnya.

BACA JUGA :
Dua Calon Siap Bertarung dalam Pilkades PAW Desa Bontobulaeng Bulukumba

Dalam penjelasannya, dr. Amrullah menegaskan bahwa pemberian makanan ini dilakukan secara terstruktur dengan melibatkan Kader Posyandu sebagai pihak yang memastikan distribusi berjalan dengan baik dan makanan dikonsumsi oleh anak sasaran. Rumah Gizi yang dimaksud merupakan titik layanan di setiap desa dan kelurahan yang telah ditunjuk oleh pemerintah untuk mendukung program penurunan angka stunting.

Menjawab pertanyaan mengenai anak yang tidak hadir ke Rumah Gizi atau Posyandu untuk menerima PMT, dr. Amrullah menambahkan bahwa kader memiliki peran penting untuk memastikan anak tersebut tetap mendapatkan haknya.

BACA JUGA :
Dua Pria Bersenjata Parang Teror Pengguna Jalan, Bhabinkamtibmas Desa Taccorong: Informasinya Sudah Masuk di Kantor

“Manakala sasarannya tidak datang, maka Kader Posyandu yang mengantarkan ke rumahnya, dan juga tetap dipantau makannya oleh Kader,” jelasnya.

Kebijakan ini diambil untuk memastikan bahwa tidak ada anak yang terlewat dari program PMT, yang menjadi bagian penting dari upaya penanganan dan pencegahan stunting di Kabupaten Bulukumba. Pemantauan oleh kader bertujuan memastikan makanan yang diberikan benar-benar dikonsumsi oleh anak sasaran, bukan hanya sampai di rumah.

Program PMT selama 90 hari ini menggunakan bahan makanan lokal sebagai bentuk pemberdayaan potensi daerah sekaligus memastikan kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan anak baduta stunting. Selain itu, pendekatan lokal dinilai lebih tepat guna karena sesuai dengan pola konsumsi masyarakat setempat.

BACA JUGA :
‎Penggunaan Matrial Proyek Labkesda Banjarnegara Diduga Tidak Sesuai RAB, PPK Bungkam

Dengan adanya Rumah Gizi di setiap desa dan kelurahan, masyarakat diminta untuk aktif berpartisipasi dan bekerja sama dengan kader Posyandu dalam mendukung program ini. Peran orang tua, terutama ibu, sangat penting dalam memastikan anak mengonsumsi makanan tambahan secara rutin dan sesuai arahan.

Program ini merupakan bagian dari strategi nasional percepatan penurunan stunting yang dijalankan secara berjenjang dari pusat hingga ke tingkat desa dan kelurahan. Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan terus berupaya mengoptimalkan layanan gizi untuk memastikan generasi masa depan tumbuh sehat dan bebas dari masalah gizi kronis.