Pendidikan

SDN Banjarsengon 02 Jember Hadirkan Inovasi Kelas Digital dan Absensi Barcode

86
×

SDN Banjarsengon 02 Jember Hadirkan Inovasi Kelas Digital dan Absensi Barcode

Sebarkan artikel ini
Absensi Barcode di SDN Banjarsengon 02, Jum'at (26/9/2025).(Foto: Badri/ Lensa Nusantara)

Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID – SDN Banjarsengon 02 Kelurahan Banjarsengon, Kecamatan Patrang, terus berinovasi dengan menghadirkan sistem pembelajaran digital serta absensi berbasis barcode, Jum’at (26/9/2025).

Langkah ini dilakukan demi mencetak generasi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi terhadap anak (SD) Sekolah Dasar.

Example 300x600

Kepala SDN Banjarsengon 02, Guntur Bayu Wibisono, menjelaskan pembelajaran digital sudah diterapkan sejak April 2024. Program ini berlaku khusus untuk siswa kelas V dan VI.

“Pembelajaran digital menggunakan perangkat sekolah. Anak-anak dibiasakan mengoperasikan Chromebook, komputer, hingga aplikasi digital yang terhubung dengan akun Belajar, dengan menggunakan ID Masing-masing,” ujar Guntur.

Ia menambahkan, konsep utamanya adalah menghubungkan materi pelajaran dengan berbagai sumber digital. Tujuannya agar siswa dapat belajar secara kontekstual sesuai perkembangan informasi terkini.

Selain itu kata Guntur, siswa juga diwajibkan membuat portofolio digital. Portofolio tersebut memanfaatkan Google Site, Canva, Google Docs, hingga situs sederhana sebagai dokumentasi hasil belajar mereka.

BACA JUGA :
Polres Jember Tangkap Satu Pelaku Sebarkan Berita Hoaks

“Semua produk siswa bisa terdokumentasi. Rekam jejak belajar tidak hilang, melainkan tersimpan rapi dalam sistem digital,” jelas Guntur kepada media, Jumat (26/9/2025).

Sekolah pun menyiapkan learning management system (LMS). Melalui LMS ini tersedia menu materi, penugasan, komunikasi guru–orang tua, hingga pengumpulan produk siswa secara daring.

Menurut Guntur, lahirnya inovasi ini berawal dari perangkat digital sekolah yang jarang dipakai. Daripada terbengkalai, ia memutuskan mengoptimalkannya untuk mendukung pembelajaran.

“Kami lihat laptop dan komputer jarang digunakan. Kalau tidak dipakai akan error dan rusak. Maka kami memulai konsep kelas digital,” katanya.

Tantangan awal justru datang dari jaringan internet. Koneksi yang terbatas membuat siswa sulit mengakses. Namun, sekolah akhirnya menambah jaringan sehingga pembelajaran berjalan lebih lancar.

BACA JUGA :
Wabup Jember Sampaikan Arahan Presiden RI, Fokus Utama Pengendalian Inflasi dan KBL

Tidak hanya soal pembelajaran, Guntur juga menyinggung pembangunan pagar sekolah yang dilakukan secara gotong royong bersama komite serta wali murid. Proses itu berlangsung cepat dan penuh kebersamaan.

“Inisiatif perbaikan pagar datang dari komite. Kami sepakat mengajak wali murid berdiskusi. Ada yang menyumbang material, ada yang tenaga. Dalam seminggu pagar selesai,” ucap Guntur.

Semantara Guru kelas digital, Rania Shabrina Salsabil, turut menjelaskan penerapan presensi digital. Sistem ini sudah berjalan sejak 2024 dengan memanfaatkan basis data siswa dan barcode pada kartu identitas.

“Anak-anak setiap pagi berbaris, lalu memindai barcode di aplikasi Ship. Pulang sekolah juga memindai. Data langsung terekam oleh guru piket,” tutur Rania.

Kata Rania, orang tua pun bisa memantau jam kehadiran anak melalui aplikasi. Rekap presensi otomatis menampilkan jumlah hadir, izin, dan absen sehingga lebih transparan.

BACA JUGA :
Gus Fawait Bertemu Wamen Dikdasmen Bahas Massa Depan Pendidikan Jember

Saat ini, sekolah tengah menyiapkan sistem absensi otomatis dengan mesin khusus. “Kalau sudah berjalan, hasilnya langsung terkirim ke WhatsApp wali murid,” ungkap Rania.

Dalam proses pembelajaran digital, guru menggunakan alur Merdeka. Rania menyebut metode ini meliputi mulai dari diri, eksplorasi konsep, kolaborasi, hingga aksi nyata.

“Misalnya saat terjadi gempa, siswa mencari informasi penyebab, magnitudo, dampak, hingga sumber resmi. Jadi mereka belajar langsung dari peristiwa nyata,” jelasnya.

Awalnya, anak-anak hanya mengenal ponsel untuk bermain. Namun kini mereka memahami manfaat perangkat digital untuk belajar. Notifikasi tugas di Google Classroom membantu siswa lebih disiplin.

Perubahan ini memang butuh adaptasi, agak lama karena mengubah kebiasaan siswa menuju pola belajar yang lebih baik ke depannya.

“Kelas V biasanya masih penyesuaian. Namun di kelas VI, anak-anak sudah terbiasa dan lebih mandiri,” pungkas Rania

error: Content is protected !!