Tanah Datar, LENSANUSANTARA.CO.ID – Pemerintah Kabupaten Tanah Datar secara resmi menutup masa tanggap darurat bencana alam banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. Selanjutnya, Bupati Tanah Datar Eka Putra menetapkan masa transisi darurat pemulihan pasca bencana hingga akhir Juli 2026.
Keputusan tersebut disampaikan Bupati Eka Putra saat memimpin rapat evaluasi sekaligus penutupan masa tanggap darurat bencana alam, Sabtu malam (27/12/2025), di Gedung Indo Jolito, Batusangkar.
“Setelah melalui diskusi yang cukup panjang pada malam ini, Pemerintah Daerah menetapkan masa transisi darurat pemulihan pasca bencana selama tujuh bulan, terhitung mulai tanggal 28 Desember 2025 hingga akhir Juli 2026,” ujar Bupati Eka Putra, SE, MM.
Rapat tersebut turut dihadiri Wakil Bupati Ahmad Fadly, Ketua DPRD Tanah Datar Anton Yondra, Sekretaris Daerah, staf ahli bupati, para asisten, kepala OPD, Forkopimda, serta unsur terkait lainnya.
Bupati Eka Putra menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam penanganan bencana sejak masa tanggap darurat pertama hingga perpanjangan ketiga, termasuk TNI, Polri, Basarnas, PMI, relawan, serta para donatur.
“Atas nama pemerintah daerah dan pribadi, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu masyarakat terdampak. Kami juga memohon maaf apabila dalam koordinasi masih terdapat kekurangan,” ungkapnya.
Terkait pembangunan Hunian Sementara (Huntara), Bupati menjelaskan bahwa dari 555 unit yang diusulkan, setelah proses verifikasi hanya 129 unit yang dinyatakan lolos, menyesuaikan dengan ketersediaan lahan yang disiapkan nagari terdampak.
Hingga saat ini, progres pembangunan Huntara telah mencapai sekitar 40 persen, dimulai di Nagari Bungo Tanjung, Kecamatan Batipuh, dan selanjutnya akan dilanjutkan ke Kecamatan Batipuh Selatan.
Sementara itu, untuk Hunian Tetap (Huntap), Bupati menegaskan pengerjaan akan dipercepat dan diprioritaskan bagi warga yang rumahnya hanyut, hancur, atau tertimbun material banjir bandang.
Berdasarkan data Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH), terdapat 34 unit rumah yang mengalami kerusakan berat atau hilang akibat bencana.
Bupati Eka Putra juga menyampaikan kondisi pengungsi yang terus berangsur membaik. Sebagian warga telah kembali ke rumah keluarga maupun ke rumah masing-masing setelah dilakukan pembersihan material banjir.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPRD Tanah Datar Anton Yondra turut memberikan apresiasi atas sinergi dan kolaborasi seluruh pihak dalam penanganan pasca bencana.
“Alhamdulillah, kita melihat kolaborasi yang sangat baik antara pemerintah daerah, DPRD, Forkopimda, serta seluruh unsur terkait dalam menghadapi dan menangani bencana di Tanah Datar,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Tanah Datar dr. Ermon Reflin melaporkan bahwa jumlah pengungsi terus menurun. Dari hampir 6.000 jiwa pada awal kejadian, kini tersisa 413 jiwa yang masih terpantau di dua kecamatan dan sebagian besar sudah dalam kondisi mandiri.(Rels/Suherman)














