Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID – Dandim 0824/Jember bersama HKTI dan Petani gelar Cangkruan Petani di lahan persawahan Pok Tani Subur Makmur dalam rangka memperingati Hari Krida Pertanian ke-51 Tahun. Ini merupakan peringatan yang dilaksanakan di Indonesia untuk menghormati para pelaku di bidang pertanian, Rabu (21/6/2023).
Dandim 0824/Jember Letkol Inf Rahmat Cahyo Dinarso di Hari Krida Pertanian ke- 51 dirinya berharap mudah – mudahan petani berenovasi kedepannya, dan hasil panennya dimaksimalkan agar bisa meningkat.
“Saya sangat mengapresiasi sekali yang sudah di rencanakan petani yang di dorong oleh HKTI, tetap mensupport tidak ada tanah sejengkal pun tidak di tanami,” kata Dandim 0824/Jember.
Selanjutnya, terkait kelangkaan pupuk bukan terjadi di Kabupaten Jember saja, pihaknya akan berkoodinasi dengan HKTI dan distributor pupuk di Jember dan mendorong untuk ke pusat.
Letkol Inf Rahmat Cahyo Dinarso menambahkan, Forkopimda Jember harus bersama-sama mengatasi kelangkaan pupuk, nantinya harus disampaikan ke provinsi maupun pusat supaya kelangkaan pupuk tetap teratasi.
Kedepan petani akan menggunakan pupuk organik, agar tidak tergantung dengan pupuk non organik.
“Kita sangat berperan aktif melakukan diskusi dengan pengembang perumahan
semoga nantinya bisa diatur dalam tata ruang. Kita juga menyampaikan ke bupati untuk mengatasi lahan pertanian,” bebernya.
Sementara itu Ketua HKTI Jember Muhammad Sholeh mengatakan, Hari Krida Pertanian tahun kemarin dan tahun ini melimpah hasil panen dirasakan oleh petani.
“Kita memberikan suatu penghargaan kepada para petani agar supaya meningkatkan inovasi, ide dan gagasan bisa hidup makmur, HKTI Jember mengawal juga menjembatani stakeholder maupun pemerintah agar supaya memperhatikan dan mensejahterakan petani,” ujarnya.
HKTI Jember untuk berkolaborasi sinergi dengan stakeholder Pemerintah Kabupaten Jember, mulai dari penyuluhan, pendidikan dan pelatihan. Supaya petani milenial dapat bersaing bisa berkembang pesat yang diharapkan petani Jember agar menjadi surplus pangan.
“Penyuluhan kita tingkatkan ruang petani milenial, agar mempunyai hal yang positif untuk bisa paham tentang pertanian,” ucap ketua HKTI Jember.
Kemudian tentang pelatihan penting sekali, awalnya tidak tahu bertani sehingga bisa tahu manfaat bertani bisa menunjang kadaulatan pangan.
“Pertanian yang ada di kabupaten Jember setiap desa variatif perkelompok mencapai 100-200 hektar, bahkan di dinas pertanian bahwa seluruh di kabupaten Jember kita himpun saat ini masih kita gali data belum akurat,” ungkapnya.
Bahkan ungkap Sholeh, HKTI Jember ada di garda terdepan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat petani, supaya tidak kecenderungan menggunakan pupuk non organik.
“Program Presiden RI mencanangkan pupuk organik bersama komunitas pertanian dan akademisi, menyuarakan pada masyarakat agar bersama – sama untuk memakai produk pupuk organik,” tukasnya. (Dri).