Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID – Bocah 14 tahun Mohammad Abil Pratama warga Desa Ambulu Kecamatan Ambulu setelah mandi di sungai kulitnya melepuh dan bersangkutan memakan ikan tongkol kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Jember, Selasa (16/1/2024).
Kepala Dinas Kesehatan Jember dr. Hendro Soelistijono menyampaikan, bocah yang melepuh kulitnya setelah mandi di sungai dan yang bersangkutan memakan ikan tongkol, kemudian mengeluh seluruh badan gatal-gatal melepuh beberapa bagian badan namun dibiarkan tidak berobat.
“Sebelum masuk RSD dr Soebandi muncul bintik-bintik merah, merasa ketakutan dibawa ke Puskesmas, setelah itu mendapatkan obat tidak ada perkembangan kemudian dikirim ke RSD dr Soebandi,” katanya.
Lanjut dr Hendro setelah pihaknya melakukan pemeriksaan, dikeluhkan penyebabnya setelah mandi di kali. Pemeriksaan akhir muncul ada hasilnya saat ini kondisi kulit sudah membaik, dan yang melepuh sudah mengering sehingga perkembangan cukup baik.
“Tes dilakukan oleh RSD dr Soebandi bahwa penyebab bukan karena alergi obat, hasil obat tersebut tidak menyebabkan apa-apa, bahwa penyebabnya alergi makanan,” ungkapnya.
Sementara itu dr. Gebyar Dokter Spesialis Anak mengungkapkan, ia merawat pasien Mohammad Abil Pratama ini mengalami penyakit kelainan pada kulit kurang dari 30 persen. Karena kalau lebih dari 30 persen berarti pasien tersebut karena alergi berlebihan.
Menurutnya, pasien sebelumnya memakan ikan tongkol dan setelah satu minggu mandi di sungai dan timbullah seperti sakit cacar, melepuh terus demam kemudian minum obat Paracetamol beli di warung.
“Setelah itu, kulitnya tambah melepuh dibawa ke bidan tidak bisa menangani terus dibawa ke puskesmas, di rawat sebentar beberapa jam kemudian dikirim ke RS dr Soebandi,” terang dr. Gebyar.
“Pasien ini mengalami kelainan kulit mengelupas yang hebat bersifat darurat, karena pasien menyebabkan hidrasi dan gangguan termogeoliasi. Lebih berat lagi gangguan infeksi maka harus dirawat secara isolasi,” ungkapnya.
Masih kata dr. Gebyar, awalnya pasien mengalami hidrasi dan penurunan kesadaran sempat satu hari masuk ke ruang ICU, kondisi itu berangsur membaik dan dirawat isolasi.
“Kita menangani agar pasien supaya tidak hidrasi, maka pasien kita perhatikan. Kemudian kita cegah pemberian antibiotik agar tidak infeksi, kondisi pasien masih lemah tetapi tidak demam. Pasien sudah makan dan minum,” pungkasnya. (Dri)