BeritaDaerah

Jalan Penghubung Antar Desa Jadi Titik Rawan Kecelakaan, Ini Tanggapan DPU Rembang

×

Jalan Penghubung Antar Desa Jadi Titik Rawan Kecelakaan, Ini Tanggapan DPU Rembang

Sebarkan artikel ini

Rembang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Tiap kali seusai hujan deras, jalan penghubung antara Desa Pamotan – Desa Gambiran Kecamatan Pamotan, menjadi titik rawan kecelakaan yang wajib diwaspadai para pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor.

Example 300x600

Pasalnya, titik tersebut sangat licin, karena tidak ada saluran air (drainase). Akibatnya, air bercampur lumpur dari kawasan lahan Perhutani langsung masuk ke jalan raya. Sudah sering kecelakaan lalu lintas terjadi, bahkan sampai merenggut korban jiwa.

Kepala Desa Gambiran, Kecamatan Pamotan, Supang Ngatiyono saat dikonfirmasi oleh wartawan membenarkan hal itu.

“Faktanya memang demikian mas, pernah ada yang meninggal dunia terjatuh di jalur tersebut. Papasan sama mobil, pengendara motor agak minggir, tergelincir karena licin,” ujarnya.

Menurut Supang, warga Desa Gambiran beberapa kali kerja bakti membersihkan ceceran sisa tanah di jalan, supaya tidak membahayakan.

“Jadi status jalan kewenangan Pemkab Rembang. Tapi kanan kirinya lahan Perhutani, digarap oleh petani persil atau pesanggem,” imbuh Supang.

Supang mendesak dinas terkait membuat saluran drainase, minimal di sisi timur jalan, agar ketika hujan, air tidak langsung menggenangi jalan. Selain itu, perlu dipasangi rambu-rambu peringatan, supaya warga lebih waspada.

“Kami juga pernah masang tulisan, hati-hati licin rawan kecelakaan. Tapi kalau ada rambu permanen kan lebih baik. Syukur-syukur jalannya diperlebar, cuman bisa apa nggak, lha wong batasnya tanah Perhutani. Jalan masih sempit,” pungkasnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Rembang, Sugiharto, Minggu (24/1/2021) siang, menanggapi idealnya ketika ada proyek jalan, dilengkapi pula dengan saluran air. Tapi karena anggaran daerah terbatas, sehingga diprioritaskan pembangunan jalannya dulu.

“Kita akui yang Pamotan – Gambiran, ada titik jalan berlumpur dan licin. Soalnya pengaruh dari hutan gundul di sekitar lokasi,” terangnya.

Sugiharto menambahkan pembuatan saluran air Pamotan – Gambiran belum direncanakan pada anggaran tahun 2021 ini. Namun pihaknya berjanji akan memasukkan sebagai skala prioritas. Untuk penanganan jangka pendek, DPU siap memperbaiki bahu jalan, sambil mengalirkan air dari badan jalan.

“Untuk drainase, kalau memungkinkan di APBD Perubahan 2021 atau APBD induk 2022. Kami juga mohon maaf kepada masyarakat. Kebetulan ini juga masih banyak anggaran untuk pembangunan fisik dialihkan ke penanganan Covid-19,” kata Sugiharto.

Sementara itu seorang pengguna jalan, Amri mengatakan sering pengendara sepeda motor yang melintas di jalur Gambiran – Pamotan melaju dengan kecepatan tinggi, karena kebetulan kondisi jalan cukup bagus, baik dari arah selatan maupun utara.

“Kalau warga sekitar, mungkin sudah biasa. Tapi kalau yang baru lewat pertama kali, pasti akan kaget, ternyata ada titik jalan licin. Saat posisi kencang, motor akan rawan tergelincir. Yah makanya jangan ngebut kalau lewat Pamotan -Gambiran,” ujarnya (Ag)

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.

Tinggalkan Balasan