Trenggalek, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kesuksesan yang diraih tentunya tidak lepas dari jasa orang lain. Seperti pepatah kacang tidak lupa kulit, Bupati Trenggalek, H. Mochamad Nur Arifin sungkem kepada para guru yang pernah mengajarnya di SMAN 6 Surabaya, Jum’at (26/2/2021).
Seperti menjadi sebuah tradisi yang tidak bisa ditinggalkan Nur Arifin kembali melakukan sungkeman ini.
Hal ini juga sempat dilakukannya 5 tahun silam. Saat itu pria yang akrab disapa Mas Ipin ini masih menjabat sebagai Wakil Bupati. Setelah kini menjadi seorang bupati tradisi ini juga dilakukan.
Berjalan kaki dari Gedung Negara Grahari, suami Novita Hardini melangkah dengan pasti menuju Gedung Sekolah SMAN 6 Surabaya. Kebetulan memang letaknya bersebelahan dengan Gedung Negara Grahadi, dimana lokasi tempat Bupati Trenggalek ini dilantik.
Nur Arifin muda dikenal oleh gurunya sebagai murid yang baik, seperti yang dituturkan Etik salah satu guru seni rupa di SMAN 6 Surabaya.
Guru perempuan ini mengenal sosok Nur Arifin ini sebagai sosok murid yang mempunyai sifat kesetiakawanan yang cukup tinggi. “Dulu saat mengajar kesetiakawanannya yang saya ingat betul. Ada tugas kelompok pada waktu itu, yang ternyata juga menjadi kenangan bagi Mas Arifin,” tutur Etik.
Masih ingat dibenak saya, ketika dilantik 5 tahun yang lalu, beliau juga mampir kesini. Begitu masuk beliau langsung mengenal saya “ini Ibu Etik yang mengajari saya menggambari pot ya,” ternyata hal itu juga menjadi kenangan beliau.
Menurut Etik, jiwa leadershipnya tidak perlu diragukan lagi, “pada waktu itu sudah terlihat dan semoga bisa membawa kemajuan untuk Trenggalek,” tandasnya.
Sama halnya dengan Etik, kebanggan juga datang dari Kepala Sekolah SMAN 6 Surabaya, Mamik Pujowati. Meskipun tidak sempat mengajar Bupati Trenggalek ini, rasa bangga dapat dirasakan olehnya.
“Alhamdulillah alumni kami menjadi seorang bupati di Trenggalek. Artinya cara mendidik akademik maupun karakter teman-teman guru di sini berhasil,” ucapnya.
Apalagi lanjut kepala sekolah perempuan tersebut menambahkan, “setelah jadi bupati, Mas Arifin ini seperti pepatah ibarat kacang tidak lupa akan kulitnya,” lanjut Mamik.
Selalu komunikasi dengan bapak ibu gurunya, “tentunya kami hanya bisa mendoakan beliau bisa menjadi seorang pemimpin yang baik dan membawa Trenggalek menuju kesuksesan,” imbuhnya.
Hal lain yang dikenang oleh para pendidik di SMAN 6 Surabaya adalah rasa kesetiakawanan Bupati Trenggalek itu. Seperti yang disampaikan Yatimun, Wakasek Humas SMAN 6 Surabaya.
“Beliau lulus dari SMAN 6 Surabaya tahun 2007, setelah itu beliau kuliah di UNAIR dan menjadi Bupati di Trenggalek tentunya bangga. Semasa sekolah semangatnya bagus dan juga termasuk siswa yang rajin,” kenangnya.
Temannya sangat banyak dan dikenal guru sangat luar biasa. Istilahnya grapyak banget dengan temannya. Kami menganggap beliau siswa yang berprestasi.
“Harapan kami Bapak Nur Arifin bisa memegang amanah ini dengan baik, bisa mensejahterakan masyarakat di Kabupaten Trenggalek dan juga bisa membawa harum nama SMAN 6 Surabaya, tempat dimana beliau pernah menimba ilmu,” tandas Yatimun. (Yanto/mam)