BeritaFeatured

Masalah PT. BAK Belum Selesai, Pelepasan Hinting Pali di Balik Menjadi Tetes Hinting Sumpah

×

Masalah PT. BAK Belum Selesai, Pelepasan Hinting Pali di Balik Menjadi Tetes Hinting Sumpah

Sebarkan artikel ini

Muara Teweh, LENSANUSANTARA.CO.ID – Belum ada penyelesaian masalah kerusakan tanah, pagar dan patok keluarga Hison, di Desa Kamawen oleh PT. Berjaya Agro Kalimantan (BAK) di Kecamatan Montallat, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah, Ritual pelepasan hinting pali berubah menjadi tetes hinting sumpah.

Example 300x600

Selasa 16/3/2021 Robenson,selaku Demang Kepala Adat Kaharingan, saat membuka acara ritual menyampaikan, “Sebagaimana permintaan kepala desa pada dua kali pertemuan sebelumnya, Hari ini kita melaksanakan ritual pembukaan hinting pali mara, sekalipun masalah antara keluarga Hison, dengan PT. BAK belum terselesaikan terkait pelanggaran hukum adat sebagaimana piring putih dan tulang pakat yang saya serahkan ke Dewan Adat Dayak (DAD) kabupaten barito utara, untuk itu di persilahkan kepada semua pihak yang hadir dipersilahkan untuk memberi kata sambutanya masing-masing.

M Nurgabrianudin, selaku PLT Camat Kecamatan Montallat juga menyampaikan kata sambutanya, “Pihak kecamatan turut menyaksikan pelepasan hinting pali dan di harapkan masalah bisa ada penyelesaian serta tidak menjadi konflik yang berkepanjangan. “Harapnya

Begitu juga yang di harapkan oleh Demang Kepala Adat kecamatan Montallat, “Apa yang disampaikan oleh pihak kecamatan begitu juga harapan kami. “Kata…

Hison,selaku pemilik tanah pekarangan yang di rusak oleh PT. BAK mengungkapkan, “Terima kasih kepada bapak Demang Kaharingan yang sudah mengundang, Camat Montallat beserta staf, Wakapolsek beserta anggota, Sekdes, serta semua pihak yang hadir untuk menyaksikan pelepasan hinting pali, “Tetapi saya berharap kepada pak demang yang memimpin ritual, bahwa hari ini bukan hanya pembukaan hinting pali mara tetapi Tetes Hinting Sumpah, hal ini karena yang jadi pangkal masalah hingga saat ini belum selesai, Imbuhnya

Adanya piring panyarahan dan tulang pakat yang kami serahkan kepada Demang Kaharingan kemaren kerna adanya masalah, namun karena upaya selama ini selalu dibawah interpensi dan tekanan-tekanan dari pihak yang menangani sehingga masalah belum juga selesai, “Maka dengan ini saya menitipkan satu buah piring putih kepada pak camat serta satu buah piring putih dengan Kapolsek, sebagai saksi hari ini sudah selesai pelepasan hinting pali tapi masalah tuntutan akibat kerusakan tanah pekarangan patok dan pagar saya oleh PT. BAK belum selesai.

Saya berurusan dengan PT. BAK, melalui Hukum Adat, tapi hingga saat ini belum pernah PT. BAK membalas piring panyarahan dan tulang pakat saya bahkan belum ada piring palas pali pangutang dari PT. BAK. sesalnya

Sipron,selaku bagian ritual juga menyampaikan, karena pokok masalah belum selesai saya setuju bahwa har ini kita melaksanakan ritual tetes hinting sumpah, hal yang sama di ungkapkan Sahen selaku orang tua hison menyampaikan “Pemasangan hinting pali mara ini dipasang awalnya melalui ritual leluhur keyakinan kami umat kaharingan yang diserahkan kepada Dewa Kalilungan Aning Kalilio Allah Ta’ala Ju’us Tuha. “Terangnya

“Kamawen Ukir Bulau, Matung Hakei Papas Dagang ini adalah tanah warisan leluhur kami sejak turun-temurun, tetapi setelah hadirnya PT. BAK sehingga kehancuran dan konflik selalu terjadi tetapi tidak pernah diselesaikan, akibat masalah yang tidak juga selesai maka kita sama-sama menyerahkan kepada yang Maha Kuasa, Siapapun yang mungkar akibat kepentingan pribadinya

Pelaksanaan Ritual Tetes Hinting Sumpah, dilaksanakan dalam mantra bahwa Barang siapa yang mungkar akibat kepentinganya sehingga tidak dapat menyelesaikan masalah, hendaklah darahnya hingga anak keturunanya mengalir darah hewan korban serta perlakuanya juga seperti perlakuan hewan, saat penyemblihan ayam merah seorang warga saat mengbil pisual untuk liputan sepat kesurupan namun hanya sekitar 3 menit dapat di sadarkan, bahkan babi kandang seberat 24 Kg sebelum di sembleh sudah kehabisan darah hingga terpaksa harus di potong terlebih dahulu.

“Saya sangat kecewa atas masalah ini bak pribahasa barang saya menjelek saya, barang saya yang merugikan saya, sudah beberapa tahun masalah ini hingga hari ini belum juga ada penyelesaian.

“Malam ini kita dengan pisur basir masih melanjutkan ritual setelah sasajen di masak semua, dan jangan anggap hinting pali yang dipasang demang ini itu untuk mencari keuntungan, Uang sepuluh juta jauh dari cukup untuk ritual seperti ini, dan setelah ini kami masih melaksanakan ritual ke Nayu Ngenuh Katapang, “Kata Hison. (Julandi)

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!