
Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID –
Petani porang saat ini mulai berkembang di Bondowoso, apalagi dalam proses tanamnya yang di support oleh dana puluhan juta lewat kredit usaha rakyat (KUR) dari bank-bank tertentu salah satunya BNI.
Namun isu tak sedap mulai menghinggapi proses KUR tersebut. Pasalnya, ketua fraksi PDI-P Bondowoso mengatakan bahwa ada indikasi penyimpangan penyaluran KUR Porang kepada masyarakat.
“Ada puluhan anggota kelompok tani porang namanya dipinjam untuk mendapatkan kredit usaha rakyat (KUR) di BNI 46 Bondowoso,” terang Ketua Fraksi PDI-P Bambang Suwito, Selasa (7/9/2021).
Legislator PDI-P Bondowoso asal dapil V yang kerap disapa Pak BK itu mengaku kasihan kepada para petani, karena mereka tidak tahu menahu kalau KUR tersebut sudah cair, dan masing-masing anggota mendapat kredit 50 juta.
BK menjelaskan, kasus itu terungkap ketika ada seorang petani datang ke rumahnya, petani itu menceritakan kepada BK, saat si petani hendak mengajukan kredit ke BRI dengan jaminan BPKB motor. Namun, petani itu kaget karena tidak bisa pinjam uang di bank, karena bulan Agustus 2021 ini namanya sudah tercatat punya hutang KUR sebesar 50 juta.
“Petani itu bingung, karena memang tidak pernah pinjam uang sebanyak itu ke bank, dan ternyata nama petani itu dipakai oleh oknum ketua kelompok tani porang,” jelas dia.
Menurut BK, nama-nama petani yang dicatut namanya untuk mendapatkan KUR ada puluhan orang, dan mereka tidak pernah tahu seperti apa uang 50 juta itu.
Bahkan lebih ironisnya, ada orang yang sudah meninggal, tapi tercatat sebagai penerima KUR Porang.
BK mensinyalir, ada dugaan penyimpangan dana dan penyampaian data palsu oleh ketua kelompok, mengingat luas lahan yang diajukan tidak sesuai dengan fakta dilapangan. Bahkan ada warga yang sudah lama meninggal (Liasur) juga diajukan.
“Masak orang sudah meninggal bisa dapat kredit,” ujar BK.
Sebelumnya, Dinas Pertanian Bondowoso bersama Perhutani menggelar FGD untuk mensupport petani porang di Bondowoso.
Kepala Dinas Pertanian Bondowoso, Hendri Widotono mengatakan kepada media, terdapat sekitar 25 hektar luas lahan tanaman porang di Bondowoso dengan alokasi KUR yang dicairkan sebesar Rp 5 miliar.
“Semua yang tersalur itu ada di Bank BRI, Bank Jatim terutama yang paling direkomendasikan adalah BNI,” katanya.
Adapun untuk mencegah kerugian petani pemerintah harus hadir ketika panen raya barang melimpah dan harga turun.
“Kami akan memfasilitasi pemasaran porang ke perusahaan-perusahaan yang ditunjuk oleh penjamin keuangan. Kita hanya melakukan pendampingan kelompok secara teknis,” jelas Hendri. (*/ubay)