Berita

GMC Kediri Raya Gelar Pameran UMKM dan Kesenian Turonggo Jawi

×

GMC Kediri Raya Gelar Pameran UMKM dan Kesenian Turonggo Jawi

Sebarkan artikel ini
Pameran UMKM GMC Kediri Raya dan pertunjukan Kesenian Jaranan Turonggo Jawi

Kediri, LENSANUSANTARA.CO.ID – Ganjar Milenial Center (GMC) Kediri Raya menginisiasi pameran produk unggulan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Kesenian Jaranan Turonggo Jawi yang dipusatkan di area lapangan mini Desa Butuh, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, pada Minggu (27/11/2022).

Opening pameran dan kesenian jaranan Turonggo Jawi dikemas apik dan dibuka oleh ketua GMC Kediri Raya Muhammad Deckaryan Lexa Justicio.

Example 300x600

Dalam sambutanya, mengapresiasi pelaksanaan pameran sebagai salah satu bentuk upaya membangkitkan kembali gairah pelaku UMKM di Desa Butuh sehingga dapat segera bangkit dan menjadi lebih kompetitif.

“Kita telah menyasikan, dan merasakan sediri ternyata produk UMKM kita bagus-bagus, ini tentu membawa optimisme baru terhadap upaya membangkitkan UMKM di desa butuh,” terangnya.

“Kesenian Turonggo Jawi diiringi dengan gamelan yang estetik karena hanya menggunakan 1 Gong/kempul, 1 kenong, 1 kendang sabet, selompret, dan 3 angklung, karena disana saya juga ikut menari jaranan putih (menur) pada saat tari giring barongan/caplokan, ini adalah pengalaman yang luar biasa bagi saya karena bisa andil menarikan tari sakral tersebut,” imbuh Deckaryan Lexa Justicio Ketua Ganjar Milenial Center Kediri Raya.

Usai kegiatan tersebut, kesenian jaranan pun terus dijalan kan sampai sore hari.

Terpisah, Wisnu Tama Wakabid Internal GMC Kediri Raya menyampaikan, dengan antuasias warga sekitar yang sangat gemar akan budaya, Jaranan Turonggo Jawi menjadi Iconic tersendiri untuk Desa Butuh. Karena budaya ini tumbuh sejak zaman kolonial Belanda yang di prakarsai oleh Mbah Joyo Pawiro terus turun sampai ke Mbah Subagio yang menjadi gambuh (Dukun) yang merupakan generasi ke 4 Jlamprong (sebutan caplokan/barong), oleh karena itu Jaranan Turonggo Jawi memang betul-betul Jaranan tertua di Kecamatan Kras, dengan bersamaan runtuhnya Pabrik Gula Sumberdadi peninggalan Belanda.

“Jaranan ini (Jaranan Turonggo Jawi) merupakan warisan leluhur yang harus betul-betul dijaga, karena secara tidak langsung ini membantu geraknya ekonomi masyarakat sekitar dan juga menumbuhkan rasa cinta budaya kepada para pemuda Desa Butuh,“ ujar Wisnu. (Red)

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.