Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Banyak hal dilakukan sekolah untuk memberikan layanan terbaik bagi siswa-siswinya. Baik berupa program budaya sekolah maupun berupa layanan dalam proses belajar mengajar.
Kemampuan literasi dan numerasi siswa juga sedang menjadi fokus perhatian SMPN 1 Jambesari Darus Sholah. Hal itu sesuai rekomendasi dari hasil analisis raport pendidikan.
Kamis (21/9/2023) SMPN 1 Jambesari mengadakan Workshop Pengembangan Pembelajaran Terintegrasi Literasi Numerasi. Acara workshop digelar di Laboratorium IPA. Diikuti semua guru, acara dimulai pukul 08.30 WIB dan berakhir pukul 14.00 WIB.
Kepala SMPN 1 Jambesari, Mohamad Mukhlas, S.Pd, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diprogramkan sesuai PBD (Perencanaan Berbasis Data). Yaitu sesuai dengan rekomendasi raport pendidikan.
“Pengembangan Pembelajaran literasi-numerasi menjadi fokus perhatian kami. Harapannya program ini menjadi program yang berdampak dan berpihak pada kebutuhan siswa,” ungkap Mukhlas.
Bertindak selaku narasumber workshop adalah Fasilitator Nasional Pembelajaran Terintegrasi Literasi dan Numerasi, Mohammad Hairul, M.Pd. Sekaligus ia merupakan Instruktur Nasional Literasi Baca-Tulis Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kemdikbudristek.
“Selain literasi dan numerasi yang terintegrasi dalam pembelajaran, pembiasaan literasi sebagai budaya sekolah juga perlu dipertahankan. Bisa juga dikembangkan melalui ekstrakurikuler jurnalistik dan kelompok ilmiah remaja (KIR),” jelas Hairul yang juga merupakan Kepala SMPN 1 Curahdami.
Lebih lanjut Hairul menjelaskan bahwa literasi numerasi bisa dimulai dengan memperkaya ruang kelas yang kaya dengan sumber literasi numerasi. Seperti halnya tersedianya infografis tentang data-data kelas.
Rida Syamsiah, S.Pd, M.Pd selaku Pengawas Bina SMPN 1 Jambesari, juga menjadi narasumber acara workshop. Dalam paparannya Rida menegaskan bahwa mengajarkan literasi numerasi adalah tugas semua guru mata pelajaran.
“Literasi bukan hanya tugas guru bahasa. Numerasi bukan hanya tugas guru matematika. Literasi numerasi harus terintegrasi pada semua mata pelajaran. Jadi merupakan tugas kita semua untuk saling bahu membahu,” ungkap Rida.
Siti Nurfarida PW, S.Pd, guru bimbingan konseling yang juga meruapakan urusan kurikulum menyampaikan kesannya. Menurutnya ia mendapatkan banyak pemahaman dari pemaparan dan diskusi bersama kedua narasumber.
“Saya mendapatkan pemaparan yang jelas tentang bagaimana wujud asesmen diagnostik, pembelajaran diferensiasi dan asesmen merdeka. Serta gambaran pelaksanaan pembelajaran terintegrasi literasi-numerasi,” ujar aktivis pramuka yang juga akrab dipanggil Kak Osin.*