Surabaya, LENSANUSANTARA.CO.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar rembuk stunting tahun 2024 di Graha Sawunggaling Komplek Gedung Pemkot Surabaya, Rabu (6/3/2024). Saat itu, disampaikan bahwa angka stunting di Kota Surabaya tersisa 255 anak dan sebanyak 47 kelurahan di Surabaya sudah zero stunting aktif serta 5 puskesmas juga sudah zero stunting aktif.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersyukur karena angka stunting di Surabaya semakin turun signifikan. Dikatakannya, per hari ini, angka stunting di Surabaya sudah tersisa 255 anak.
“Semoga ini terus turun. 255 anak ini memang penyembuhannya agak sulit karena dia memiliki penyakit bawaan, seperti Hidrosefalus dan penyakit bawaan lainnya,” kata Wali Kota seusai acara rembuk stunting.
Selain mereka memiliki penyakit bawaan, ternyata mereka ini bukan asli Surabaya, namun sudah masuk ke Surabaya dan sudah ber-KTP Surabaya, sehingga tidak boleh tidak harus diberikan intervensi juga.
Oleh karena itu, untuk menyelesaikan anak stunting yang tersisa itu, Pemkot akan menyembuhkan penyakitnya dulu atau minimal dieliminir dampak-dampaknya. Setelah itu, baru bisa bergerak menuju berat badannya dan tinggi badannya bisa dinaikkan.
“Sebenarnya sulit kalau sudah ada penyakit bawaan seperti jantung, tapi nanti kita akan berusaha untuk mengeliminir penyakit bawaannya dulu supaya tidak berdampak sangat besar, sehingga nanti berat badannya dan tinggi badannya bisa diupayakan naik,” katanya.
Disamping itu, untuk menjaga kondisi anak-anak yang sudah keluar dari stunting dan supaya tidak ada penambahan stunting lagi, maka pihaknya melakukan pencegahan dan penanganan dari hulu hingga hilir. Salah satunya dengan memberikan zat besi kepada anak-anak perempuan yang sudah menstruasi.
“Jadi, kita berharap tidak ada lagi penambahan kasusnya supaya kita bisa berkonsentrasi kepada 255 anak yang masih stunting,” ujarnya.
Eri juga menjelaskan, bahwa pada akhir tahun lalu, ada 30 kelurahan dan 3 puskesmas yang sudah zero stunting. Kemudian pada hari ini ada tambahan 17 kelurahan dan 2 puskesmas yang nol kasus. Alhasil, 17 lurah dan 2 kepala puskesmas itu diberikan penghargaan oleh Wali Kota Eri.
“Jadi, total sudah ada 47 kelurahan dan 5 puskesmas yang zero stunting. Kelurahan yang lain ayo kerja terus. Kita turun dengan niatan ibadah untuk menurunkan angka stunting. Saya yakin perjuangan teman-teman tidak akan pernah sia-sia,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan terimakasih kepada lurah dan camat yang telah membantu Perangkat Daerah (PD) dalam menurunkan angka stunting. Bahkan, ia juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh perguruan tinggi di Surabaya yang telah berkomitmen untuk bersama-sama menurunkan angka stunting.
“Saya matur nuwun (terimakasih) kepada seluruh perguruan tinggi, karena penurunan stunting ini kami lakukan juga dengan para dokter-dokter dan fakultas kesehatan di Surabaya. Kita berkolaborasi untuk bersama-sama menurunkan angka stunting demi mencetak generasi emas bebas stunting,” pungkasnya. (Pri)