Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – SMASGA Bondowoso sukses menggelar acara Bedah Buku Filosofi Teras pada Minggu, 26 Januari 2025, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Pelatihan Tim Penggerak Literasi Sekolah yang berlangsung sejak 25 Januari 2025.
Acara ini bertujuan membekali siswa dengan pemahaman tentang mental health sekaligus meningkatkan kemampuan literasi mereka melalui praktik menulis resensi.
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB ini menghadirkan Mohammad Hairul, M.Pd, seorang pegiat literasi sekaligus Instruktur Nasional Literasi Baca-Tulis, sebagai pembedah buku.
Ia mengupas konsep-konsep utama dalam buku Filosofi Teras, yang ditulis oleh Henry Manampiring, dan menjelaskan bagaimana filosofi stoisisme dapat membantu siswa dalam mengelola emosi serta menghadapi berbagai tantangan kehidupan sehari-hari.
“Stoisisme mengajarkan kita untuk fokus pada apa yang bisa kita kendalikan dan melepaskan apa yang tidak bisa kita ubah. Ini adalah keterampilan mental yang sangat relevan bagi siswa dalam menghadapi tekanan belajar maupun sosial di usia mereka,” ujar Mohammad Hairul.
Ia juga menyinggung fenomena Generasi Z, yang kerap dijuluki sebagai generasi stroberi. “Generasi ini sering diibaratkan seperti stroberi—kelihatan merekah dan merona dari luar, tetapi sejatinya lemah. Mudah lecet, tergores, dan benyek. Mereka membutuhkan penguatan sisi mental agar lebih tangguh menghadapi tantangan hidup,” tambahnya.
Diskusi ini dipandu oleh Achmad Suja’i, S.Pd, guru Bahasa Indonesia di SMAN 1 Tenggarang sekaligus anggota Tim Penggerak Literasi dan Jurnalistik. Dalam perannya sebagai moderator, ia mendorong siswa untuk aktif berdiskusi dan menggali lebih dalam tentang konsep stoisisme yang dipaparkan oleh pemateri.
Sesi terakhir acara diisi dengan praktik langsung menulis resensi buku. Dengan bimbingan dari pemateri, para siswa diajak menyusun resensi yang tidak hanya menganalisis isi buku tetapi juga menghubungkan poin-poin penting dengan pengalaman pribadi mereka.
“Saya merasa kegiatan ini sangat bermanfaat. Selain belajar tentang mental health, saya juga jadi tahu cara menulis resensi dengan baik,” ungkap salah satu siswa peserta.
Kegiatan ini mendapat apresiasi besar dari peserta dan pihak sekolah. Kepala SMASGA Bondowoso berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan guna memperkuat budaya literasi dan mendukung mental health siswa.
“Literasi bukan hanya soal membaca dan menulis, tapi juga soal bagaimana membangun kecerdasan emosional siswa melalui buku-buku yang berkualitas,” tutup Mohammad Hairul.
Acara ini diharapkan menjadi langkah awal yang kuat dalam menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga sehat secara mental.