Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Meskipun hujan lebat disertai petir, disepanjang jalan dari perbatasan Wonosobo, tidak menyurutkan ribuan masyarakat yang ingin menyambut kedatangan Bupati Banjarnegara Amalia Desiana setelah selama 8 hari mengikuti kegiatan Retret Kepala Daerah di Limbah Tidar Magelang yang dimulai sejak tanggal 21 hingga 28 Februari 2025.
Tidak hanya disepanjang jalan yang dilewati Bupati Amalia dan Wakil Bupati Wachid Jumali, ribuan masyarakat juga memadati alun-alun sebagai titik akhir sekaligus mengikuti Banjarnegara Berholawat bersama Gus Zaki dalam rangka Memperingati Hari Jadi ke 454 serta penyambutan orang nomor 1 dan 2 tersebut.
Dalam pantauan lensanusantara co.id, meskipun hujan lebat, para jamaah sebagian masih banyak yang bertahan didepan panggung Sholawat dalam keadaan basah kuyup, dan ada juga yang berteduh di tenda-tenda yang sudah disiapkan oleh Panitia.
Tampa menghiraukan cuaca, rasa dingin masyarakat seolah tertutup hawa hangat setelah kedatangan Bupati dan Wakil Bupati Banjarnegara Amalia Desiana-Wachid Jumali di tengah-tengah mereka, karena setelah Pilkada hingga sekarang, baru kali ini melihat pimpinannya secara langsung kembali ke Banjarnegara sejak pelantikan lalu.
Sampai alun-alun pukul 15.45 WIB, dengan memakai pakaian dinas warna putih, Bupati dan Wakil Bupati Amalia-Wachid langsung di kerumuni masyarakat yang sudah menunggu sejak pukul 13.00 WIB, meskipun hanya sekedar untuk salaman maupun foto bersama orang nomor 1 di Banjarnegara tersebut, rela menunggu dilokasi acara yang dipenuhi air tersebut.
“Saya dan Gus Wachid Jumali mengucapkan terimakasih kepada semua masyarakat yang hadir di sini, Masya Allah, sampai rela hujan-hujanan menghadiri Sholawat dan menyambut kedatangan kami,” ujar Amalia didepan ribuan masyarakat yang memenuhi alun-alun sejak pukul 13.00 WIB, Jumat, (28/2/2025).
Amalia juga mengajak masyarakat agar mendukung semua program selama kepemimpinannya untuk memajukan Banjarnegara yang lebih baik.
“Kami mohon doanya agar saya bersama Gus Wachid selama memimpin lima tahun kedepan bisa membawa perubahan, kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Banjarnegara semuanya, semoga dengan guyuran hujan ini sebagai tanda keberkahan dari Allah SWT untuk mengawali kerja kami sebagai Bupati dan Wakil Bupati dalam memimpin Kabupaten Banjarnegara lebih baik,” tambah Amalia.
Sementara menurut Ketua DPRD Banjarnegara Anas Hidayat dari Fraksi Demokrat saat ditemui usai kegiatan, penyambutan Bupati dan Wakil Bupati yang di iringi hujan lebat mempunyai sebuah filosofi yang baik untuk Kemajuan Banjarnegara kedepan.
” Alhamdulillah kedatangan Bupati dan Wakil Bupati di Banjarnegara setelah mengikuti kegiatan di Magelang disambut hujan besar, dan menurut filosofi menurut para alim ulama, akan menunjukan ada keberkahan, dan apalgi tadi bersama masyarakat berdoa bersama untuk Banjarnegara lebih baik lagi, apalagi tadi betapa setianya masyarakat menunggu kedatangan Bu Amel dan Gus Wachid, dan berharap segala program bisa menjangkau semuanya sesuai prioritas dan visi misi yang dibawanya bisa terealisasi sesuai tahapan-tahapan,” ungkap Anas.
Tidak hanya itu, Anas juga memberikan pesan, dalam menjalankan tugas bisa duduk bersama agar bisa sejalan dengan Legislatif.
“Ya kamu dari legislatif mempunyai fungsi untuk E budgeting untuk duduk bersama, dan karena ini ada rekofusing, dan harus bisa mensukseskan program Pemerintah pusat, tentu nanti bersama Eksekutif akan memprioritaskan anggaran untuk mana dulu kegiatan yang harus dilaksanakan, yang penting utama untuk masyarakat, dan yang kedua karena kita di Legislatif akan selalu melakukan pengawasan jalannya Pemerintahan agar bisa mengutamakan kepentingan masyarakat, karena disini bukan musuh tapi menjadi mitra saling mengingatkan, yang penting Watawa Saubil Haq Watawa Saubil Sabr, itu kuncinya,” harap Anas Hidayat.
Selesai acara, masyarakat langsung di suguhi 100 lebih jenis makanan secara gratis, yang sudah disiapkan di stand yang berada di depan Pendopo, sehingga dalam hitungan menit, semua makanan seperti sate, nasi pecel, bubur, dawet, es teler, sekoteng hingga chiken tidak ada yang tersisa. (Gunawan).