Sidoarjo, LENSANUSANTARA.CO.ID – Bupati Sidoarjo Subandi membawa kabar gembira dari Jakarta. Kabupaten Sidoarjo resmi menerima bantuan jaringan distribusi gas bumi (jargas) sebanyak 7.223 sambungan rumah (SR) dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM.
Nota kesepahaman (MoU) itu ditandatangani bersama 15 pemerintah kabupaten/kota di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (18/9/2025). Dari Jawa Timur, hanya Sidoarjo dan Gresik yang masuk daftar penerima.
“Alhamdulillah, Kabupaten Sidoarjo mendapat bantuan 7.223 SR untuk dua kecamatan, Waru dan Candi. Ini langkah besar agar masyarakat bisa merasakan energi yang lebih murah,” ucap Subandi.
Program jargas bukan hal baru di Indonesia. Sejak 2009, pemerintah pusat mulai mengembangkan jaringan distribusi gas rumah tangga sebagai alternatif energi bersih dan murah. Proyek percontohan pertama dilakukan di kota-kota dengan pasokan gas melimpah, seperti Bontang dan Surabaya.
Tujuannya sederhana: mengurangi ketergantungan pada LPG yang sebagian besar masih impor. Seiring naiknya konsumsi energi rumah tangga, pemerintah sadar bahwa ketahanan energi tidak bisa terus bergantung pada tabung gas 3 kilogram.
“Kalau dihitung, penggunaan jargas jauh lebih hemat. Biaya sebulan rata-rata hanya Rp34 ribu. Bandingkan dengan enam tabung LPG 3 kg yang bisa habis dalam waktu sama,” jelas Subandi.
Selain hemat, jargas juga memberi rasa aman karena tidak perlu lagi repot isi ulang tabung dan mengurangi risiko kecelakaan akibat kebocoran. Di banyak kota, program ini terbukti mengurangi pengeluaran rumah tangga hingga 60 persen.
“Bagi masyarakat yang mendapat bantuan ini, mari kita kelola dengan baik. Semoga jargas mampu menopang ekonomi keluarga dan daerah,” pesan Subandi.
Dirjen Migas, Laode Sulaeman, menyampaikan proyek jargas nasional tahun ini menyalurkan 115.264 sambungan rumah (SR). Dari jumlah itu, Sidoarjo kebagian 7.223 SR. Pengerjaan fisik dimulai November 2025 melalui skema kontrak dengan penyedia jasa konstruksi.
“Pemerintah pusat berharap, dengan adanya MoU ini, pemerintah daerah bisa menyiapkan aspek teknis maupun administratif agar pembangunan berjalan lancar,” ujar Laode.
Kini, program ini tak hanya soal efisiensi, tapi juga bagian dari strategi besar transisi energi Indonesia.
Pemerintah menekankan bahwa gas bumi adalah energi transisi jembatan menuju era energi baru terbarukan. Dengan distribusi lewat jaringan pipa, masyarakat tidak hanya berhemat, tapi juga ikut menjaga lingkungan dari emisi karbon berlebih.
“Distribusi jargas bukan sekadar menekan biaya, melainkan komitmen pemerintah mendorong pemanfaatan energi ramah lingkungan,” pungkas Laode.
Bagi Subandi, 7.223 sambungan baru ini bukan sekadar angka di atas kertas. Ia menyebutnya sebagai “investasi masa depan” bagi masyarakat Waru dan Candi. Jika berjalan lancar, Sidoarjo bisa menjadi contoh sukses pemanfaatan energi murah, aman, dan berkelanjutan di Jawa Timur.