Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Setelah ditetapkan oleh PBB pada tahun 1985, setiap tanggal 7 Oktober, ditetapkan menjadi Peringatan Hari Habitat Dunia dimana yang mempunyai merefleksikan keadaan perkotaan dan mengingatkan dunia akan tanggung jawab bersama sehingga adanya sebuah keseimbangan dalam penataan wilayah.
Dalam Semarak Peringatan Hari Habitat Dunia 2024 yang di laksanakan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, dilakukan secara sederhana. Bertempat di Sekretariat Kelompok Swadaya Masyarakat “Runtah Emas” yang berada di Desa Purwonegoro, Kecamatan Purwanegara, yang sekaligus sebagai lokasi rumah sampah, juga dilakukan penyerahan hasil riset dan kajian tentang limbah plastik yang didaur ulang menjadi sebuah bahan bakar cair jenis Pertashol oleh Baperlitbang kepada PJ Bupati Muhammad Masrofi.
Dalam sambutannya, Kepala Baperlitbang Banjarnegara Yusuf Agung Prabowo melaporkan, bagaimana kondisi permukiman yang saat ini sebagai habitat manusia terdapat hak dasar untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak serta meningkatkan kesadaran kolektif, semua pihak memiliki tanggung jawab untuk membentuk masa depan bumi sebagai habitat yang lebih baik.
“Peringatan Hari Habitat sedunia ini, peserta terdiri dari para staff Bupati, asisten Sekda, lingkup Dinas Pemkab, Forkopimcam Purwanegara dan Madukara, Kepala Sekolah, Kades dan LSM Penggiat lingkungan, dan juga tadi kita juga memberikan penghargaan pada 5 sekolah yang mendapatkan Adiwiyata 2024, penyerahan bantuan secara simbolis mesin pengolah sampah Pyrolysis dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara kepada KSM Runtah Emas,
penyerahan bantuan RTLH dari APBN, Basnaz propinsi maupun daerah, sanitasi dan bantuan pembangunan air minum,” jelas Agung usai kegiatan, Senin, (7/10/2024).
Dalam peringatan Hari Habitat Dunia tingkat Kabupaten Banjarnegara PJ Bupati Masrofi berharap, agar bantuan RTLH untuk masyarakat miskin, kedepan bisa dilakukan sama rata, tidak ada perbedaan nilai nominal, sehingga Tidka ada kecemburuan sosial antara penerima.
“Saya ingin kedepan nilai bantuan RTLH bisa disamakan, jangan ada yang Rp 20 juta, Rp 15 juta, Rp 17.500 juta, pokoknya harus sama, tadi saya sempat kaget juga kenal beda jumlahnya, memang kita akui uang segitu pasti kurang, tapi kalau di sama ratakan tentu akan bisa mengurangi penderitaan penerima, jadi besok kalau bisa Rp 20 juta semua, itu pesan saya,” jelas Masrofi.
Masih kata Masrofi,” Semakin peduli pada pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan, sebuah konsep pembangunan yang memperhatikan keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup, pembangunan membawa kemajuan pada peradaban manusia, di sisi lain pembangunan juga menimbulkan dampak negatif seperti marjinalisasi, ketimpangan sosial dan meningkatnya risiko bencana, khususnya yang disebabkan oleh perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca, kami minta kerja sama dari semua pihak untuk bersinergi dan membangun kesadaran kolektif dalam pembangunan yang berkeadilan sosial secara berkelanjutan,” lanjutnya.
Sementara menurut Kepala Desa Purwonegoro, bantuan mesin pengolah sampah Pyrolysis yang diberikan, memberikan sebuah terobosan bagi para anggota KSM Runtah Emas.
“Bagi saya ini adalah bantuan yang bisa membawa keberkahan bagi para anggota KSM Runtah Emas, dan juga Desa Purwonegoro, karena bantuan alat pengolah sampah memang sangat kita butuhkan, selain bisa membantu mengurai permalasahan sampah plastik, juga bisa melakukan penyulingan dari plastik menjadi bahan bakar cair, yang bisa dimanfaatkan samua orang, jadi saya sangat berterimakasih sekali kepada Baperlitbang, Pak PJ Bupati atas semua ini,” ungkap Kades Renda.
Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB, selain beberapa perwakilan OPD, juga nampak para Kades, warga penerima bantuan, BUMD, BUMN, Kepala ATRBPN, Dishub, Forkopimcam serta perwakilan sekolahan penerima Adiwiyata 2024. ( Gunawan).