Pariwisata

Kecamatan Ini Berada di Wajan Kaldera Bekas Ledakan Gunung Ijen Purba Bondowoso

×

Kecamatan Ini Berada di Wajan Kaldera Bekas Ledakan Gunung Ijen Purba Bondowoso

Sebarkan artikel ini
kecamatan Ijen
Perkampungan di kecamatan Ijen dengan latar dinding Kaldera Ijen Purba.

Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Ada yang unik di Bondowoso. Dimana salah satu kecamatan berlokasi di kaldera atau cerukan berbentuk wajan bekas ledakan Gunung Ijen Purba. Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Ijen.


Kecamatan Ijen merupakan salah satu kecamatan dari 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Bondowoso dengan jarak lebih kurang 60 km arah timur dari ibukota kabupaten.

Example 300x600


Secara Geografis Kecamatan Ijen terletak di ketinggian 1.500 meter diatas permukaan laut (mdpl).Wilayah Kecamatan Ijen berbatasan dengan Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo di sebelah utara.
Kemudian di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Cermee, Kecamatan. Sumberwringin dan Kecamatan Tlogosari.


Sementara sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi, dan di selatan berbatasan dengan Kecamatan Temuguruh Kabupaten Banyuwangi.


Luas wilayah Kecamatan Ijen mencapai 217,20 Km dan terbagi menjadi 6 Desa, 34 Dusun, 32 Rukun Warga dan 81 Rukun Tetangga.


Kecamatan Ijen berada di sebuah Kaldera berbentuk wajan besar yang terbentuk akibat ledakan hebat Gunung Ijen Purba. Di sebelah barat terbentuk tebing Megasari, tempat kegiatan paralayang.
Bumi Kecamatan Ijen awalnya tidak seperti yang ada saat ini. Puluhan ribu tahun lalu masih merupakan satu gunung besar dan disebut Gunung Ijen Purba.


Bahkan Kecamatan Ijen Saat ini adalah bagian tubuh Gunung Ijen Purba, yang ambruk berbentuk kaldera puluhan ribu tahun lalu.


Ledakan Gunung Ijen Purba terjadi sekitar 70.000 tahu silam. Fase pertama melibatkan letusan super dahsyat dengan kekuatan yang sangat besar.


Gelembung gas di bagian atas dapur magma dilepaskan, dan ketika gelembung gas ini mengendap, mereka dikenal sebagai ‘batu apung’. Letusan ini yang akhirnya menyebabkan dapur magma kosong.


Selama letusan super dahsyat itu, aliran piroklastik terbentuk, sebagian besar mengalir ke lereng utara.
Setelah letusan super dahsyat, fase jeda terjadi. Pada tahap ini, letusan yang lebih kecil terjadi, dan retakan mulai muncul di atas dapur magma yang kosong.


Fase kedua melibatkan keruntuhan atap dapur magma karena retakan-retakan yang semakin rapuh. Tubuh gunung ambles dan membentuk kaldera. Fase kedua ini juga menyebabkan letusan besar yang menghancurkan sebagian tubuh gunung.


Setelah Gunung Ijen Purba amblas, kaldera atau cerukan terbentuk, yang sekarang menjadi tempat pemukiman warga di Kecamatan Ijen.

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.