Trenggalek, LENSANUSANTARA.CO.ID – Penolakan Mas Ipin, sapaan akrab Mochamad Nur Arifin sejalan dengan semangat perjuangan Presiden RI pertama, Bung Karno untuk memerdekakan bangsa-bangsa tak terkecuali Palestina.
Mochamad Nur Arifin (Mas Ipin), memberikan tiga opsi kepada Persatuan Sepak Bola Indonesia PSSI, soal Timnas
Pertama, Melobi FIFA agar mem-banned Israel sama seperti FIFA melakukan itu kepada Rusia,” ungkap Mas Ipin.
Kedua, opsi yang dilayangkan Bupati Trenggalek itu, menyiapkan negara terdekat yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel untuk menjadi co-host.
“Misalnya Singapura, sehingga pertandingan lain berjalan di Indonesia sedangkan khusus yang melibatkan Israel dilaksanakan di luar Indonesia,” tegasnya.
Tambahnya yang ketiga, selain bertanding di luar Indonesia, semua lambang kenegaraan mulai dari bendera dan lagu kebangsaan tidak diperkenankan dalam materi promosi dan prosesi seluruh turnamen.
Pasalnya menurut Mas Ipin, yang juga memegang komando Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Trenggalek, hubungan diplomatik Indonesia dan Israel tidak terhubung, dari sisi sejarah Bung Karno beberapa kali menolak bertanding dengan Israel baik di gelaran olimpiade maupun kualifikasi piala dunia.
Puncaknya Bung Karno menyelenggarakan GANEFO (Games Of New Emerging Forces) sebagai ajang silaturahmi dan konsolidasi perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika dan belahan lainnya yang masih dalam belenggu imperialisme kala itu.
Namun Mas Ipin yang juga hobi bermain bola ini juga tidak ingin gelaran Piala Dunia U-20 gagal diselenggarakan di Indonesia. Karena, sepak bola dapat menyatukan bangsa dan memupuk semangat nasionalisme. Akan tetapi kemanusiaan harus diatas segalanya.
“Sehingga dalam hal ini secara geopolitik Indonesia disegani karena memiliki konsistensi dalam bersikap, menjalankan amanah konstitusi dan sejarah perjuangan bangsa. Tanpa harus mengorbankan prestasi dan reputasi sepakbola Indonesia,”(Yanto).