Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 yang diselenggarakan diberbagai daerah di Kabupaten Banjarnegara, khususnya tingkat Desa hingga Kecamatan, yang berlangsung pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB berlangsung begitu meriah, setelah sekitar tiga tahun Indonesia dihantam covid 19 yang akhirnya semua kegiatan tidak boleh dilangsungkan.
Dalam pengamatan lensanusantara.co.id, upacara Kemerdekaan di tingkat Kecamatan hingga Pemkab Banjarnegara, khususnya Mandiraja, ribuan peserta upacara yang terdiri dari siswa Sekolah Dasar, LSM, Ormas hingga ASN terlihat berbaur menjadi satu, dengan berbaris rapi mengikuti Inspektur Upacara memberikan aba-aba siap.
Namun seolah ada yang kurang dan hilang. Akibat digesernya jam kegiatan yang biasanya dilakukan pada pukul 10.10 WIB yang dimajukan pada pukul 07.00 WIB, kesakralan upacara peringatan kemerdekaan tidak terasa sama sekali, seiring tidak adanya detik-detik Proklamasi yang ditiadakan.
Padahal jika kembali ke sejarah, Proklamasi tahun 1945 adalah sumber kekuatan dan sumber tekad perjuangan dan dapat diibaratkan sebagai puncaknya ledakan totalitas nasionalisme, seluruh tenaga dan pikiran, kekuatan material, dan spiritualitasme seluruh bangsa Indonesia menyatu dalam sebuah tekad dalam memperjuangkan Ibu Pertiwi dari para penjajah yang ingin merongrongnya.
Ditemui usai Upacara, Camat Mandiraja Anang Sutanto yang bertindak sebagai Inspektur upacara mengungkapkan, pergeseran jam upacara mengikuti instruksi pusat yang mengharuskan semua elemen menyaksikan upacara detik-detik proklamasi secara langsung dari Istana Kepresidenan melalui virtual dengan lengkap menggunakan pakaian adat.
“Sesuai surat edaran dan arahan dari pusat, untuk upacara Kecamatan dilakukan pukul 07.00 WIB, karena nanti pukul 10.00 WIB kita semua harus mengikuti upacara detik-detik proklamasi secara virtual yang disiarkan langsung dari Istana Kepresidenan bersama Presiden Jokowi,” jelasnya.
Meskipun adanya perubahan waktu, diharapkan masyarakat harus tetap memiliki jiwa patriotik dan tetap merefleksikan nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang sebagai pondasi utama mempersatukan Indonesia. (Gunawan).