Bondowoso – Bunga desa bertebaran dimana-mana, mereka adalah srikandi Desa Penambangan, kartini masa depan yang siap mendobrak peradaban. Aliansi Pemuda Desa (APD) Penambangan bersama Pemerintah Desa memperingati Hari Kartini dengan mengadakan Penyemprotan Desinfektan dan pembagian masker kepada masyarakat. Selasa, (21/04/20)
Penyemprotan dan pembagian masker diawali dari Dusun Sumaga lalu berlanjut menuju Dusun Timur Curah, hal ini disambut antusias dan ucapan terimakasih kepada pemerintah Desa Penambangan atas upaya yang telah dilakukan untuk mencegah persebaran covid-19.
Secara perlahan edukasi tentang emansipasi dan kesetaraan telah mereka fahami baik secara teori maupun empiris, hal itu dibuktikan dengan menghilangkan doktrin tradisional tentang perempuan, kini mereka telah menciptakan sejarah baru untuk perempuan desa, untuk menjadi bunga desa tidak hanya pandai bersolek pun melankolis, ia harus mendobrak peradaban untuk keluar dari keterkungkungan dan penindasan. Harapan besar semoga kartini dari desa ini mampu menginspirasi perempuan-perempuan hebat lainnya di Indonesia.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Desa Penambangan, Ibu Martha Suprihastini, SE. yang kebetulan beliau juga seorang perempuan Kaum wanita saat ini harus pandai dan kritis dalam menghadapi perubahan – perubahan yang ada. Dengan tujuan tidak mudah tertipu dengan hal – hal yang merugikan mereka. Saat dihadapkan dengan permasalahan yang ada, mereka harus dapat mencari solusi terbaik. Hal ini dapat menunjkan bahwa kaum wanita dapat mandiri dengan apa yang dimilikinya.
“Keberanian menjadi salah satu kunci utama untuk kaum wanita saat ini. Mereka harus berani melakukan hal yang benar, meskipun banyak pihak yang menentangnya. Berani dalam hal memperjuangkan keadilan akan pendidikan, kesehatan dan pekerjaan yang layak. Berani menyampaikan pendapat untuk kebaikan bersama. Selain itu berani untuk mengatakan dan memperjuangkan bahwa kaum wanita berhak sejajar dengan kaum laki laki. Perempuan di Aliansi Pemuda Desaku, mereka adalah bagian dari desa yang mau berkontribusi dan mengabdi kepada masyarakat untuk Desa tercinta. Jadi perempuan harus kuat, tak boleh lemah. Jadi perempuan tak boleh miskin, bukan berarti kaya harta tapi ini, hati. Jadi perempuan tidak boleh murah apalagi murahan, tapi bukan berarti sok jual mahal lantas tak menghargai. serius dan tak main main. Semangat pemudi APD Penambangan Saatnya wanita beraksi, Membangun diri sendiri Membangun negeri”, Ungkap Kades Penambangan
Masih terngiang dalam benak, bagaimana sosok Pramoedya Ananta Toer seorang sastrawan terkemuka di Indonesia begitu mengagumkan Kartini, dalam salah satu karyanya yang berjudul PANGGIL AKU KARTINI SADJA ia bertutur “Kartini adalah pemikir modern Indonesia pertama yang tanpanya maka penyusunan sejarah modern indonesia tidaklah mungkin”. Tambahnya.
Hal ini wajar karena kartini memang bermaksud mengubah kondisi kehidupan yang menurutnya tidak adil dan justru menindas. Ia pernah dengan menyala-nyala dan mata yang berbinar-binar menceritakan gagasan yang berkaitan dengan emansipasi wanita. Hal lain yang menjadi sorotan utama kartini adalah masalah pendidikan bagi kaum perempuan. Ia menulis pada 25 Mei 1899, “Kami, gadis-gadis masih terikat oleh adat istiadat lama dan sedikit sekali memperoleh kebahagiaan dari kemajuan pengajaran. Untuk keluar rumah sehari-hari dan mendapat pelajaran di sekolah saja sudah dianggap melanggar adat”.Tutupnya.
Emansipasi merupakan corak dari kehidupan kaum perempuan, yaitu menuntut hak perasaan antara laki-laki dan dan perempuan. Di barat, emansipasi perempuan berkembang bersamaan dengan munculnya revolusi Perancis yang kemudian meluas ke seluruh pelosok dunia. Kartini telah mengenal emansipasi itu dari beberapa buku bacaannya semenjak itu ia terkurung dalam alam pingitan. Serta masih banyak lagi hal-hal yang diperjuangkan oleh Kartini berkaitan dengan perjuangan kaum perempuan.
Dedikasi kartini terhadap perempuan di Indonesia telah banyak merubah stigma lama masyarakat terhadap perempuan, termasuk masyarakat Desa. Hari ini adalah peringatan hari kartini ke 141 (1879-2020) banyak hal dan cara yang dilakukan untuk merefleksikan untuk memperingat hari bersejarah itu, apa lagi hari ini Indonesia tengah mengalami musibah pandemi wabah Covid-19.
- Reporter : Udien
- Editor : Arik Kurniawan
- Publikasi : M.Dhofir