Berita

Bisnis Rumahan Masa Pandemi, Usaha Jamur Tiram Hasilkan Rezeki

×

Bisnis Rumahan Masa Pandemi, Usaha Jamur Tiram Hasilkan Rezeki

Sebarkan artikel ini

Example 300x600

Riau, LENSA NUSANTARA – Hidup tak boleh kalah, apalagi menyerah, masa Pandemi Covid-19 bukan lah sebuah alasan untuk tetap berusaha. Berbagai kegiatan tetap bisa dilakukan asal yakin dan fokus. Usaha Kecil Menengah (UKM) salah satu alternatif walau terlihat biasa dan kecil, akan tetapi hasil luar biasa dapat mensejahterakan keluarga dan menghasilkan reseki yang mengalir seperti air.

Jamur tiram, mungkin terasa asing ditelinga, jarang yang tahu bisa membatu ekonomi keluarga, usaha pondok jamur milik Kusdianto, menggeliat di saat ini dapat dijadikan contoh yang baik. Terjun menjadi salah satu pengusaha kecil, dalam pondok sederhana di Dusun Titian Tinggi Desa Sei Baung, Rengat Barat, Inhu, Riau dimulai hanya berawal dengan modal Rp. 5 juta, terobsesi dari kesuksesan orang lain justru kini menjadi usaha rumah tangga yang hebat.

Hanya memerlukan waktu 10 hari sejak pembibitan sudah bisa panen besar, pemasaran sangat mudah, selama ini untuk kedai kecil, rumah tangga hingga tembus penjualan pada beberapa minimarket di kelurahan terdekat.

Masyarakat sangat butuh jamur untuk kebutuhan sehari – hari, setiap panen jarang sekali berlebih. Berapa pun ludes oleh pelanggan, selain bisa dibuat sayur juga masakan khas jamur.

Berawal dari melihat orang lain yang lebih suskes dengan usaha jamur tiram, lantas berdiskusi dan belajar, hingga berani mencoba, Al hasil sukses, itulah sosok Kusdianto yang tak pernah menyia-nyiakan waktunya.

Kamis, 25 Oktober 2020, tepatnya pukul 09.00 WIB, berawal diskusi ringan dalam sebuah kedai kopi. Sembari menghirup kopi ginseng kesukaan ku, duduk berhadapan, bediskusi ringan dengan sosok kreatif dan pejuang gigih untuk sebuah kesuksesan.

Seorang jurnalis di media cetak dan online ini ternyata sukses sebagai pengusaha kecil menengah, dapat menghasilan puluhan juta setiap bukannya. Setakat ini justru menjadi contoh bagi masyarakat lainnya dalamengais rezeki buat keluarga.

Kusdianto (54) mengatakan, semua berawal dari keingintahuan, ingin berbisnis menambah kesibukan dan penghasilan, setelah berjalan waktu ternyata sangat menarik dan menjanjikan, akhirnya langsung terjun mengelola dengan maksimal dibantu keluarga.

” Saya dimasa Pandemi Covid-19, santai saja, lebih fokus bisnis rumahan,” sebutnya dengan nada optimis.

Tak lama berdiskusi, kopi ginseng didepan ku pun ludes, termasuk satu roti bakpau.
Tanpa berpikir panjang, Kusdianto mengajak kerumahnya, melihat secara langsung kondisi bisnis Jamur Tiram yang terkelola dengan baik dibantu istri dan anaknya.

“Ayo kita ke pondok jamur milik saya,” ajaknya.

Saya pun tertarik, tak berselang lama, lalu berdiri dari tempat duduk menuju kendaraan yang terparkir depan “Anda Dua” tempat mangkal setiap pagi, diikuti oleh Kusdianto berjalan ke arah kendaraannya. Kami pun tancap gas melaju dengan kecepatan standar, sekira pukul 10.00 WIB. Penuh konsentrasi dalam mobil biru, sambilan mendengar lagu Melayu melaju, meluncur kerumahnya.

Kusdianto juga meluncur dengan kendaraan putihnya, saling beriringan. Jarak tempuh hanya 3 kilometer dari Pusat Kota Rengat Barat. Posisi belok kiri depan Polsek Rengat Barat masuk ke arah perkebunan sawit PT. Inecda Plantation, perjalanan 10 menit.

Sebuah kampung yang padat, penduduk yang ramah, terlihat kebun karet dan sawit sepanjang perjalanan, pasar mingguan tidak jauh dari kediamannya. Rumah cat warna hijau ” disamping Pondok Jamur,” sebut Kusdianto sebelum berangkat. Mulai nampak samar didepan mata rumah yang dimaksud, Posisi jalur satu Titian tinggi rumah pertama dari jalan poros.

Sekira pukul 10.15 WIB, kami pun tiba, depan rumah jamur yang berukuran 5 m x 10 m, beratapkan daun nipah, berdinding papan bekas, tidak terlalu mewah, bukan juga rumah terbuat dari bata. Tak lama masuk dan berjalan melihat jamur tiram tumbuh subur berwarna putih bersih, terawat dengan baik.

Jamur tiram warna putih, dengan tinggi bervareasi mencapai 10-15 cm dan diameter 10- 15 cm. Jamur tumbuh dalam plastik berwarna putih, tumbuh beragam dengan jumlah tergantung situasi dari benih, semua mudah dikelola dan tidak ribet.

Terlihat Kusdianto berjalan disamping, sembari mengamati saya melirik semua plastik berisi jamur tiram itu, sedikit – sedikit ku sentuk dengan tangan tanpa merusak. Aku pun berbisik dalam hati, usaha ringan menjanjikan rezeki besar untuk usaha keluarga.

Lalu saya pun berkata spontan, ini jamur yang luar biasa bagus, laris manis dipasaran dan kesukaan masyarakat ? ” Ya, selama ini setiap panen pelanggan sudah menanti,” ujarnya bersemangat.

Lalu bagaimana proses pengelolaanya, tanya ku dengan mantap ? Kusdianto kembali menjelaskan, usaha Jamur Tiram berawal dari pesanan ke toko di Air Molek, lalu setelah disiapkan, baru diambil dan setelah itu dibudidayakan dalam pondok jamur yang tersedia.

” Beli sudah dikemas dalam plastik, kita hanya mengembangkannya saja,” ujarnya.

Kusdianto justru dengan gambalng menjelaskan, cukup sediakan tempat atau rumah jamur, dengan rak yang baik tempat meletakkan jamur agar tumbuh dan berkembang
Lalu berproses, dijaga dan rawat dengan baik, hanya 10 hari sudah bisa panen.

” Kita kemas, masukkan dalam kantong plastik, lalu dijual kepelanggan,” terangnya.

OOO, …mantap – mantap sebut ku dengan memberikan motivasi, jujur sebenarnya. Saya pun sembari menulis ingin belajar agar bisa juga mengembangkan usaha yang sama setelah itu.

Hal ini sempat ku smalaikan pada Kusdianto, dengan rendah hati, Ia pun memberikan dukungan, ” mantap, cobalah, Insha Allah berkah, sukses,” ucapnya menyakinkan.

Setelah mendapatkan keterangan dan Poto sebagai dokumentasi, saya pun pamit pulang. Akhirnya merapat ke kendaran, hidupkan mesinealju ke arah Pematangreba, dalam perjalan hati ku berkata – kata, Jamur Tiram usaha yang menjanjikan rezeki halal. (Asri).

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.

Tinggalkan Balasan