Kampar, LENSANUSANTARA.CO.ID – Diduga mobil tronton Wika membawa bahan material melewati jalan masyarakat amblas, beralokasikan di jalan Bendungan uwai kelurahan pulau dan di jalan Rindang Sialng berbatasan Desa Binuang di hujani debu di titik proyek tol Bangkinang – Pangkalan Ompang Uwai kecamatan Bangkinang kab. Kampar.
Minda selaku camat Bangkinang menegaskan dalam hal ini impormasi dari media telah sudah juga kami baca dan ini adalah suatu kontrol sosial dari masyarakat melalui media tentang perusakan jalan yang diakibatkan oleh proyek jalan Tol yang mengakibatkan adanya ruas jalan yang rusak akibat yang di lalui kendaraan atau kendaraan alat alat berat proyek jalan Tol. 9/3/2021
“Untuk kondisi ini tentu kami melaporkan kepada Bupati namun sebelum melaporkan tentu kami harus melihat dulu kondusi ini di lapangan langsung baru bisa kami laporkan kepada Bupati hal hal yang berkaitan dengan kerusakan dan akan kami komunikasi dengan perusahaan apa tindak lanjut dari mereka,”ujarnya
Ia juga menuturkan,”pada hari ini Selasa hari pertama saya masuk kantor selaku camat Bangkinang, jadi kondisi di lapangan perlu juga saya tinjau dulu kelokasi baru bisa di bicarakan hal hal yang lebih detail kondisi di lapangan,”tutupnya.
Ironisnya Camat Bangkinang lama Amir luffi ketika awak media minta konfirmasinya melalui pesan whatshap 8/3/21. mempertanyakan gorong gorong yang rusak,aspal banyak yang retak di kecamatannya sampai berita ini ditayangkan masih tetap bumkan.
Salah seorang warga yang melintasi jalan Sialang Rindang menuju kekebunya mengatakan “kami selaku petani yang melintas di jalan ini sering mengalami mata kabur sankin tebal nya debu kami sangat kesal,”paparnya
Seharusnya pihak PT Wika harus melakukan penyiraman minimal dua kali dalam satu hari agar debu di jalan hilang
“Selama pekerjaan jalan tol di lakukan PT Wika, mereka hanyalah satu kali melakukan penyiraman itu di lakukan oleh pihak subkon Brantas di sepanjang jalan Sialang Rindang,”unggasnya.
Sementara itu di sebut oleh UJ jalan yang berkisaran sepanjang 2 kilometer ini membuat kami petani resah, mala debu ini di biarkan terus sehingga butiran debu sampai ke puncak Kepala.
Sampai berita ini dirilis dari pihak Wika (Wijaya karya) maupun dari pihak subkon PT Brantas masih belum bisa di komfirmasi.(dsl)