Kampar, LENSANUSANTARA.CO.ID – Maraknya pembangunan tidak memasang papan plang merek mengunakan anggaran negara masih banyak di kabupaten Kampar salah satunya di kelurahan pulau kecamatan Bangkinang.
Yang mana tinjauan awak media. Senin (27/12/2021). pembanguna rehabilitasi talang irigasi ompang uwai tampak dilokasi proyek tersebut tidak adanya papan informasi tidak tahu sumber anggarannya dari mana dan juga pelaksanaannya siapa serta masa habis pengerjaan suatu kegiatan proyek.
Lanjut pantauan, sisa proyek anggarannya disambungkan ke coran lantai irigasi tepatnya di desa Binuang namun tak terlihat adanya plang merek. sepertinya tidak ada ketrasparan publik di mulai dari awal pengerjaan proyek hingga mencapai hampir 100 persen pengerjaan.
Padahal di setiap pembangunan yang sumber dana dari pemerintah baik daerah, provinsi maupun pusat, harus menggunakan papan informasi agar masyarakat dapat mengetahui dan ikut serta bisa mengawasi dalam kegiatan tersebut.
Tentu saja pembangunan infrastruktur rehabilitasi talang irigasi ompang uwai diduga tabrak undang undang nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik (KIP).
Aneh tidak, melalui via telepon whastapp sapi’i pihak rekanan sebutkan, papan plang merek ketiup angin kencang, papan pormasi ada mungkin lupa di pasang sama pekerja,” pungkasnya. padahal terpantau awak media di dua titik pengerjaan proyek sama sekali tidak ada.
“Papan informasi ado, bisa jadi tobang dek anggin loju dan preman ko lupo pasang,” ujar rakanan.
Meski demikian rekanan diduga menyembunyikan sumber anggaran yang telah di luncurkan, sementara kepala dinas pekerjaan umum (PU) kabupaten Kampar melalui inisial S yang berkompeten di di salah satu intansi PU kabupaten Kampar Ketika di konfirmasi melalui pesan singkat whastapp mengatakan.
“Itu Proyek provisi PL sambungan. buat talang yang di atas yang longsor.
Ditanya lagi sambungan proyek rehabilitasi irigasi di sepanjang irigasi desa Binuang,” tu cor lantai memang tidak pakai besi dananya nggak tahu coba tanya mandornya atau pemborongnya langsung,”dalil S.
Selanjutnya, dilokasi rehabilitasi irigasi diketahui terlihat, adukan semensiasi masih menggunakan manual tak terlihat mesin molen ataupun mobil rademik beton serta besi yang digunakan ukuran sepuluh net.
Diketahui kalau mengingat kondisi alam yang mana seringnya pecah irigasi lantaran meluapnya air ompang uwai akibat tingginya curah hujan irigasi tidak bisa menahan lagi tekanan derasnya air.
Masih terlihat , selain itu besi sayap (besi U) irigasi yang lama dengan yang baru di bangun terlihat sepertinya diduga tidak disatukan renggang berkisar 15 cm di duga langsung di cor sepertinya lagi dikerjakan asal-asalan. (Dsl)