Berita

Srikandi, Salah Satu Desa Sentral Durian Lokal Banjarnegara

×

Srikandi, Salah Satu Desa Sentral Durian Lokal Banjarnegara

Sebarkan artikel ini
Kabupaten Banjarnegara
Durian lokal Desa Srikandi Banjarnegara, mulai berbuah, Minggu (8/1/2023), (Foto : Gunawan/Lensa Nusantara)

Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Awal tahun 2023, ternyata membawa rejeki bagi para masyarakat yang berada di Desa Srikandi, Kecamatan Purwareja Klampok, Banjarnegara, Jawa Tengah, khususnya bagi yang memiliki pohon durian. Bagaimana tidak, salah satu buah mahal yang biasanya berada dibeberapa daerah di Nusantara hingga Asia tersebut, kini mulai berbuah.

Saat Lensa Nusantara mencoba mendatangi Marno (62), salah satu petani durian mengatakan, durian yang ditanam masyarakat Srikandi berfariasi, mulai dari durian lokal, montong, dan bawor, namun ada juga yang menanam jenis musang king.

Example 300x600

“Kalau sini biasanya itu kebanyakan lokal, montong dan bawor, kalau yang musang king itu jarang, paling hanya rumahan, itupun paling tidak ada sepuluh rumah karena memang perawatannya sangat sulit. Makanya masyarakat Srikandi memilih yang agak mudah terutama paling banyak ya durian lokal, karena mudah,” ujarnya, Minggu (8/1/2023), saat ditemui dikebunnya.

Terkait harga, Marno menjelaskan, untuk durian lokal dan bawor, biasanya dijual perbiji tergantung besar kecilnya, sedangkan khusus untuk montong dijual perkilo.

“Kalau lokal dan bawor itu biasanya masyarakat sini dijual perbiji, mulai dari harga Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribuan, tergantung besar kecilnya, kalau montong sendiri dijual perkilonya mulai dari harga Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu, kalau sini biasanya para tengkulak atau disebut penebas, yang biasanya membeli kesini, kalau eceran jarang, meskipun ada,” tambahnya.

Durian lokal di Desa Srikandi sendiri, meskipun berbuah pada saat musim penghujan seperti saat ini, namun tekstur serta kwalitas rasa tidak pernah berubah.

“Tidak berubah meskipun berbuah pada musim hujan, tergantung perawatannya, rasa sama, tapi kan namanya durian tidak bisa ditebak juga, dari luar bagus, ternyata bijinya kurang manis, makanya itu kalau buah tidak tua sekalian, atau matang dari pohonnya, kita tidak berani panen, ya untuk menjaga kwalitas buahlah,takutnya yang membeli komplin nanti kalau rasanya tidak manis, terutama itu buah yang mulai besar wajib di ikat pakai tali, agar saat matang tidak jatuh ketanah,” pungkas Marno.

Selain Srikandi, di Kabupaten Banjarnegara sendiri, ada beberapa desa yang sebagai sentral buah durian, terutama desa – desa yang berada di daerah perbukitan. (GN)

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.