Sumba Barat Daya, LENSANUSANTARA.CO.ID – Sabtu 26 Agustus 2023, Sekolah Menengah Atas (SMA) Wailangira melakukan terobosan dalam Badan Usaha Milik Sekolah (BUMSek) demi meningkatkan proses pembelajaran belajar mengajar guru dan siswa dengan hasil usaha untuk membantu pembangunan sekolah serta kualitas pendidikan sebagai uang tambahan guru-guru di ekstrakuler, sehingga nilai semangat guru dalam pembelajaran kurikulum merdeka menilai apresiasi menjemput peningkatan tingkat belajar di SMA Wailangira, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).
Kepala Sekolah SMA Wailangira, Petrus Wungu., S.Pd memberikan statement dalam BUMSek ini jika berjalan dengan lancar maka otomatis nilai semangat guru-guru dan siswa dalam pembelajaran selalu eksis sehingga mutu pendidikan tidak kalah dengan SMA di kota-kota yang sudah berkembang.
“Karena standar kompotensi pengajar memiliki 18 orang S1 dan dua orang Magister Pendidikkan yang berkompoten. Disamping itu juga, memiliki fasilitas gedung yang cukup memadai sehingga menunjang kenyamanan proses belajar dan mengajar,” tutur kepsek SMA Wailangira.
Selanjutnya, menurut Kepsek SMA Wailangira, pihaknya telah memiliki MoU dengan berbagai instansi dan lembaga olimpiade yang terkenal di dunia riset Nasional dan Internasional.
“Seperti tahun lalu SMA Wailangira telah dipanggil untuk ikut dalam pelatihan Riset Nasional dan Internasional di Kota Malang yang dipandu oleh Ngelep Kampus UB, Universitas Negeri Malang dan Lippi Internasional yang dikoordinir oleh guru bidang Kurikulum SMA Wailangira dan Guru Olimpiade Ngelep Kampus Yakni Fathurrahman,” ungkapnya.
Kepsek SMA Wailangira juga memberikan apresiasi pada masyarakat Sumba Barat daya dan pada khususnya masyarakat Kodi di empat kecamatan agar jangan ragu lagi tentang sistem mutu pendidikan di SMA Wailangira yang beralamat desa Wallandimu jalan lintas Waiha Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Terkait dengan BUMSek bisa membatu nilai borosnya masyarakat dalam budaya penyembelihan korban ternak jika ada acara kematian, woleka, pernikahan, syukuran dan acara budaya sehingga menekan angka kematian hewan. Jika masyarakat membutuhkan daging untuk kebutuhan tadi silakan hubungi kontak person tim pengelola inti,” terang Petrus Wungu.
Lebih lanjut, pada prinsipnya Program-program Kewirausahaan (PKWU) perdana di SMA Wailangira untuk menyikapi peran dan fungsi dunia pendidikan yang dalam hal ini sekolah, tentu butuh inisiatif dan inovasi yang proporsional. Setidaknya mampu mensinergiskan antara muatan kurikulum dengan tuntutan masyarakat akan kebutuhan generasi muda masa depan.
“Ya, generasi muda Indonesia yang cerdas, produktif, dan berkarakter nasionalis,” jelasnya.
Selain adanya muatan kurikulum melalui mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, masih ada dua jalur pendukung, adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler dan budaya sekolah dalam bidang kewirausahaan. Peluang inilah yang harus bisa dimanfaatkan agar peserta didik sekaligus warga sekolah mampu mewujudkan generasi muda entrepreneur masa depan.
“Kewirausahaan di jenjang SMA sederajat merupakan program untuk mengenal konsep kewirausahaan, latihan mengembangkan usaha, mendapatkan pengalaman praktis berwirausaha, menumbuhkan minat berwirausaha dan mengembangkan potensi berwirausaha. Hal ini sejalan dengan tujuan PKWU di sekolah SMA Wailangira atau satuan pendidikan,” imbuhnya.
Selanjutnya, masih kata Petrus Wungu, satuan pendidikan dapat melaksanakan program kewirausahaan dengan baik sehingga peserta didik memiliki karakter wirausaha, memahami konsep kewirausahaan, mampu melihat peluang, mendapatkan pengalaman langsung berwirausaha serta terbentuknya lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang berwawasan kewirausahaan yang walaupun sekolah SMA Wailangira bernuansa umum tapi nilai edukasi yang menjadi tolak ukur dalam pendidikan di kodi.
“Karena sejauh ini kita masih ketinggalan jauh dari daerah-daerah yang sudah berkembang,” pungkas Kepsek SMA Wailangira. (Gus Mone AL Mughni)