Syamsu Rahim Apresiasi Pertukaran Mahasiswa Merdeka III Modul Nusantara Oleh Universitas Tamansiswa Padang

Narasumber Pertukaran Mahasiswa Merdeka III
Syamsu Rahim dan Mahasiswa Universitas Tamansiswa (Unitas) Padang pada Pertukaran Mahasiswa Merdeka III. (Foto: Nofri/LensaNusantara)

Padang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Pertukaran mahasiswa merdeka III modul Nusantara Penerapan Konsep Kepemimpinan Tungku Tigo Sajarangan Dalam Kehidupan Masyarakat Sumatera Barat di Ruangan Suharyono, Sabtu (18/11/23).

Dalam kegiatan tersebut Drs. H. Syamsu Rahim sebagai narasumber mengapresiasi kegiatan pertukaran pelajar yang dilakukan oleh Universitas Tamansiswa (Unitas). Kegiatan itu berlangsung dengan mudah dan di moderatori oleh Dr. Ir. Sunadi, dan dihadiri oleh 18 orang peserta dari berbagai kampus di Indonesia.

BACA JUGA :
Kajati Sumbar Menangkan Praperadilan Kasus Sapi Bunting

Pada kesempatan itu Syamsu Rahim menyampaikan bahwa kepemimpinan tio tunggu sajarangan pada hakikatnya adalah persatuan pemimpin itu sendiri.

“Adapun unsur kepimpinan di Minangkabau yaitu niniak mamak, alim ulama dan cadiak pandai,” ujarnya.

Minangkabau juga dikenal dengan fisolofi Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah artinya adalah segala sesuatu keputusan yang diambil dilaksanakan melalui unsur musyawarah oleh pemangku kepentingan beserta tokoh adat yang diikuti oleh masyarakat.

BACA JUGA :
Sidang Senat Terbuka Wisuda ke-90 UIN Imam Bonjol Padang, Mistarija Sampaikan Orasi Ilmiah

“Kemudian dalam kepimpinan di Minang juga dikenal dengan tali tigo sapilin maksudnya adalah pedoman atau acuan masyarakat Minang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing masing,” ungkap Syamsu Rahim.

Kemudian pada saat diwawancara awak media, Syamsu Rahim berharap agar masing-masing mahasiswa dari berbagai daerah melalui pertukaran pelajaran ini muncul rasa kebersamaan dan sensitifitas, serta rasa kepedulian sesama anak bangsa kebersamaan bisa dirajut dengan berbagai cara. Salah satunya yaitu dengan pertukaran mahasiswa dalam pertukaran pelajar ini mereka bisa mengenal budaya masyarakat yang ada di Minangkabau.

BACA JUGA :
Resmi Dilantik Jadi Rektor Unand Periode 2023-2028, Efa Yonnedi Ajak Kolaborasi Semua Stakeholder

“Kemudian pada kegiatan ini saya juga memfasilitasi mereka untuk pergi ke Mentawai, agar mereka juga mengenal Pulau Mentawai yang masih asri dan kebudayaannya masih tradisional dan orisinil,” pungkasnya. (Nofri)

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.