Bojonegoro, LENSANUSANTARA.CO.ID – Puncak perayaan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-345, Kamis (20/10/2022) malam berlangsung meriah. Melalui Bojonegoro Night Carnival (BNC), Pemkab hendak menunjukkan eksistensi Bojonegoro sejak era Kerajaan Majapahit. Para penggawa Majapahit diperankan dari Bupati, jajaran Forkopimda, pejabat dari organisasi perangkat daerah (OPD), hingga camat dan kepala desa.
Teatrikal penobatan Ratu Tribhuwana Tunggadewi menjadi pembuka BNC. Kegiatan karnaval bertema sejarah Majapahit ini sebagai upaya melestarikan serta mengembangkan sejarah dan seni budaya tradisional Bojonegoro. Selain itu juga agar dikenang dan dikenal masyarakat.
Dengan mengambil tema “Suryaning Bojonegoro”, BNC merupakan penggambaran dan eksistensi Bojonegoro pada masa Kerajaan mulai era Ratu Tribuwana Tunggadewi sampai dengan Bupati Bojonegoro pada masa penjajahan Jepang.
Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah dalam balutan kostum Ratu Tribhuwana Tunggadewi menuturkan, raja dan rakyat itu bagaikan singa dan hutan di kerajaan. Kalau singa selalu diganggu, maka tidak lagi segan untuk menjaga hutan. Hutan pun demikian, jika selalu ditebangi maka tidak mampu menahan air hujan. Sehingga, bencana longsor dan banjir akan melanda.
“Wahai rakyatku yang aku sayangi. Raja dan rakyat harus nyawiji (selaras) dalam ketulusan budi dan kehalusan hati karena persatuanlah yang diperkokohkan. Selama matahari terbit dari Timur dan terbenam ke arah Barat. Bojonegoro tetap menjadi bumi nusantara,” ujarnya saat sabda pandhita ratu, Kamis (20/10/2022)
Bupati Bojonegoro memerankan Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani (Raja Majapahit ke-III). Sementara Kapolres memerankan Dyah Hayam Wuruk Sri Rajasanagara (Raja Majapahit ke-IV). Dandim 0813 memerankan Wikramawardhana (Raja Majapahit ke-V).
Sedangkan Kepala Kejaksaan Negeri memerankan Wijaya Parakramawardhana Dyah Kertawijaya (Raja Majapahit ke-VII), Ketua Pengadilan Negeri memerankan Rajasawardhana Dyah Wijayakumara (Raja Majapahit ke-VIII), Kepala Bakorwil memerankan Girisawardhana Dyah Suryawikrama (Raja Majapahit ke-IX) dan Ketua DPRD memerankan Sri Wijayarajasa (Anggota Sapta Prabhu/Dewan Petimbangan Kerajaan). Selain itu Ketua Pengadilan Agama memerankan Singawikramawardhana (Raja Majapahit ke-X).
Para peserta karnaval bukan hanya memerankan para raja Majapahit, melainkan dari OPD serta para stakeholder juga memerankan peranan dari Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang, Kerajaan Mataram Islam, Keraton Surakarta Hadiningrat, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kabupaten Jipang, Kabupaten Rajekwesi, dan Kabupaten Bojonegoro.
Kerajaan Majapahit adalah sebuah kemaharajaan yang pernah berkuasa di kawasan Jawa Timur pada 1293-1527 Masehi. Kemaharajaan Majapahit dianggap sebagai monarki terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang dari Jawa, Sumatera hingga Semenanjung Melayu.
Semarak Bojonegoro Night Carnival juga turut dimeriahkan dengan 85 rombong kuliner gratis untuk warga. Antusiasme warga sangat luar biasa memadati semua rute yang dilalui BNC.
Salah satunya Herman beserta keluarga asal Kecamatan Kota.
“Ini sengaja ngajak rombongan keluarga buat nonton. Seru bisa lihat para pemimpin Bojonegoro secara langsung. Suasana baru, sih,” ujarnya saat ditemui di titik awal keberangkatan pawai.
Sementara rute BNC mulai dari Jl. P. Mastumapel – Jl. Majapahit (Timur Pasar) – Jl. KH. Mansyur – JL. MH. Thamrin – Jl. P. Sudirman – Jl. Teuku Umar – Jl. WR. Supratman – Jl. Jaksa Agung Suprapto – Jl. Trunojoyo – Jl. Imam Bonjol – Jl. P. Mastumapel (finish). (Muji)