Pamekasan, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kabupaten Sumenep menjadi tuan rumah Festival Dewi Cemara tahun 2023, even bergengsi bagi pelaku wisata se-Jawa Timur.
Even itu berlangsung mulai dari tanggal 03 – 05 November 2023 di Jl. dr. Soetomo, Pejagalan, Sumenep. Minggu (05/11/2023).
Ketua BUMDes Melati Kertagena Daya, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Faridatul Jannah menyampaikan, Wisata Bukit Kehi dalam kegiatan ini membawa berbagai produk unggulan dan kerajinan kreatif seperti gula merah, legen, siwalan.
“Kita juga bawa paket oleh-oleh dari produk yang kita bawa itu kita kemas dalam satu packaging yang unik yaitu tas rakara. Tas dari daun siwalan. Terus kita juga bawa produk kerajinan kreatif dari serabut kelapa, mulai dari sandal serabut kelapa, pot bunga serabut kelapa dan tas serabut kelapa juga kita bawa dan kita perkenalkan kepada teman-teman pelaku pariwisata yang hadir di kegiatan Festival Dewi Cemara ini,” katanya.
Lanjutnya, banyak kegiatan yang bermanfaat dalam kegiatan ini, selain itu juga bisa memperkenalkan produk unggulan maupun kerajinan kreatif secara face to face kepada buyer dan juga seller.
“Kita pelaku wisata yang diundang ini juga sebagai seller, panitia juga mengundang buyer dari luar Madura maupun dari luar Jawa Timur. Sehingga mereka bisa langsung berinteraksi dengan kami di stand, dan kami bisa secara langsung menjual produk wisata Pamekasan ini kepada buyer terutama buyer yang dari luar Jawa Timur,” jelasnya.
“Harapannya wisata Pamekasan khususnya wisata bukit Kehi ini bisa lebih dikenal lagi sehingga bisa mendatangkan wisawatan tidak hanya lokal saja tapi wisawatan nasional,” ungkapnya.
Sementara itu, Kordinator Asosiasi Pariwisata Madura (Asprim) Pamekasan, Mohamad Arifin Hanifi yang ikut mendampingi mengatakan, menyambut baik diadakannya even Festival Dewi Cemara ini karena selain menjadi ajang silaturahmi, saling tukar informasi, memperkenalkan produk dan juga sharing tentang dunia pariwisata tentang bagaimana pariwisata Jawa Timur dapat berkembang khususnya pariwisata Madura.
“Kita bisa bertukar informasi dan saling memperkenalkan produk masing-masing,” ucapnya.
Dikatakannya, meskipun disediakan stand oleh panitia untuk memperkenalkan produk-produk unggulan wilayah masing-masing. Misi sebenarnya mengikuti even tersebut bukan untuk berdagang akan tetapi lebih ke memperkenalkan produk UMKM Pamekasan di tingkat Jawa Timur.
“Kalaupun nanti ada produk kita yang laku, itu sebenarnya bonus buat kita,” tuturnya.
Ditanya apakah ada dukungan dari pemerintah daerah atau dinas terkait, pihaknya menjelaskan bahwa sebelum mendaftar untuk mengikuti even Festival Dewi Cemara 2023 di Kabupaten Sumenep ini. Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan dinas terkait namun hasilnya nihil.
“Dalam arti nihil itu, dinas selalu beralasan tidak punya dana. Kami berfikir begini, ini even luar biasa setingkat provinsi, sehingga kami wisata Bukit Kehi koordinasi dengan teman-teman pokdarwis, bumdes dan kepala desa memutuskan untuk berangkat sendiri,” paparnya.
Bahkan lanjutnya, jika berbicara dukungan, sama sekali tidak ada dukungan dari dinas terkait, jangankan dukungan finansial, bahkan dukungan semangat saja katanya tidak ada.
“Bahkan tadi dari teman-teman dinas pariwisata provinsi sempat menanyakan perwakilan dari dinas, karena dari perwakilan 26 peserta yang tidak ada pengiring dari dinas itu satu-satunya hanya Pamekasan. Jadi kabupaten/kota lainnya itu ada pihak dinas juga yang ikut berperan serta di acara ini. Cuma Pamekasan saja yang tidak ada support, nengok kami saja tidak ada,” ketusnya.
Lebih lanjut, Asprim maupun BUMDes Melati Wisata Bukit Kehi Kertagena Daya tidak berharap banyak kepada dinas terkait. Pihaknya mengajak untuk bersama-sama memajukan pariwisata Pamekasan, karena menurutnya, sektor wisata Pamekasan punya potensi luar biasa untuk dikembangkan.
“Tinggal bagaimana kita mengelola dan mengeksplorasi . Untuk itu, ini butuh dukungan bersama, jangan hanya kita yang dibawah diminta dituntut untuk maju, berkembang dan segala macamnya. Sementara dari pemerintah daerah tidak ada support sama sekali,” tukasnya.
“Jika memang alasan dinas tidak ada dana ataupun tidak ada anggaran. Maka paling tidak di tahun depan kan bisa dianggarkan. Meksipun kita berangkat sendiri, akan tetapi tetap di stand kita tertulis namanya Kabupaten Pamekasan dan kita tetap konsisten membawa nama Pamekasan,” pungkasnya.
Selanjutnya, media ini mencoba menghubungi via pesan whatapps dinas terkait untuk mengkonfirmasi, sampai berita ini dipublish masih belum ada tanggapan. (Rofiuddin).