Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Pernikahan dini masih menjadi isu serius di berbagai daerah, termasuk di Bondowoso. Untuk mengedukasi masyarakat, Satgas TMMD ke-123 menggelar sosialisasi Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) di Balai Desa Trotosari. Dalam kegiatan ini, warga, terutama remaja, mendapatkan wawasan mengenai bahaya menikah di usia muda dan dampaknya bagi kehidupan mereka. (Kamis (6/3/2025)
Lettu Arm Lasto dari Yon Armed 8 Udhata, selaku Danki Satgas TMMD ke-123, menegaskan bahwa menikah tanpa kesiapan yang matang bisa berujung pada berbagai permasalahan. “Menikah itu bukan hanya tentang cinta, tapi juga tanggung jawab besar. Jika belum siap secara mental dan ekonomi, pernikahan bisa berubah menjadi beban,” katanya.
Risiko Besar Menikah Terlalu Muda
Materi ini diperjelas oleh Bapak Untung Khuzairi dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Bondowoso. Ia mengungkapkan bahwa usia ideal menikah adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki, sesuai rekomendasi pemerintah. “Menikah di usia muda bisa meningkatkan risiko stunting pada anak, kesulitan ekonomi, hingga perceraian,” ujarnya.
Dalam sesi diskusi, para peserta mengaku baru menyadari pentingnya menunda pernikahan demi masa depan yang lebih stabil. “Saya jadi paham bahwa menikah bukan hanya soal perasaan, tapi juga kesiapan dalam segala aspek,” ujar salah satu peserta.
TMMD Bukan Hanya Bangun Infrastruktur, tapi Juga Masa Depan
Program TMMD ke-123 tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik seperti jalan dan poskamling, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat untuk kehidupan yang lebih baik. Dengan adanya edukasi seperti ini, diharapkan angka pernikahan dini di Bondowoso dapat ditekan, sehingga generasi muda lebih siap menghadapi masa depan dengan bekal yang matang.