Situbondo, LENSANUSANTARA.CO.ID – Pembangunan jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi (Probowangi) yang diperkirakan akan melewati Kabupaten Situbondo akan membawa dampak seperti yang disampaikan oleh Anggota Komisi VI DPR R HM Nasim Khan
“Perlunya memperhatikan dampak positif dan negatif dari rencana pembangunan jalan tol tersebut terhadap masyarakat dan lingkungan,” kata Nasim Khan, Jumat (19/04/2024).
Nasim menyebutkan satu dari beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan jalan tol ini, yaitu dampak terhadap lingkungan.
Nasim menyampaikan pentingnya perhatian dampak lingkungan dengan adanya pembangunan jalan tol tersebut perlu menjadi perhitungan matang.
“Apabila pembangunan jalan tol harus menerobos hutan lindung Taman Baluran Situbondo, maka resikonya ekosistem akan terganggu,” Ujarnya.
Selain itu Nasim mengungkapkan, rencana pembangunan jalan tol tersebut juga berpotensi mengganggu aktivitas latihan Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) dan Marinir yang terletak di sekitar jalur tol. “Hal ini juga harus dipikirkan dampaknya,” tegas Nasim Khan.
Menurut Nasim, pembangunan infrastruktur jalan Tol Probowangi merupakan salah satu langkah penting yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan.
“Namun, jika pembangunan ini tidak dilaksanakan dengan baik, maka bisa mengakibatkan perubahan negatif bagi Kabupaten Situbondo,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Nasim Khan mengatakan, pembangunan jalan tol tersebut bukan berasal dari kepentingan pribadi dan keuntungan sesaat tanpa mempertimbangkan solusi terbaik yang dapat dihasilkan dari pembangunan jalan tol tersebut.
“Dalam rangka memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Situbondo, maka harus mempertimbangkan lokasi exit tol yang strategis serta memastikan penggunaan rest area untuk mendukung UMKM lokal Situbondo,” Tegasnya.
Dalam hal ini, Nasim juga menyinggung soal pembebasan lahan dan pelaksanaan proyek pembangunan jalan Tol Probowangi.
Sebab, Nasim menilai, mayoritas para petani dan pedagang, serta buruh yang ada di Kabupaten Situbondo tidak memiliki akses luas terhadap media sosial.
“Mereka tidak banyak mengetahui terhadap perkembangan dan persoalan pembebasan lahan yang akan digunakan pembangunan jalan tol sehingga mudah untuk dipengaruhi oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” Tambahnya.
Sementara itu, dalam pembebasan lahan tanah tol ini harganya banyak yang diselewengkan oleh makelar dan mafia tanah pembangunan jalan tol tersebut.
“Jadi, pembebasan lahan dan pelaksanaan proyek harus dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab agar memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi seluruh komunitas masyarakat Kabupaten Situbondo dan demi masa depan Kabupaten Situbondo yang lebih cerah,” ucapnya.
Nasim Khan juga mengusulkan kepada pemerintah pusat, untuk pembangunan exit tol di Kabupaten Situbondo wilayah barat, yaitu Besuki – Suboh.
“Dengan adanya exit tol yang strategis, maka akan bisa menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Situbondo khususnya di wilayah barat,” katanya.
Selain itu, exit tol juga harus ada daerah Kecamatan Panji, wilayah Curah Kalak, Asembagus, Bajul Mati, dan berakhir di Ketapang Banyuwangi.
Itu agar ke depan Situbondo ini tidak hanya menjadi Kabupaten pelintasan, tapi menjadi tujuan utama dari segala bidang, serta perkembangan dan kemajuan regenerasi daerah ini bisa benar-benar dirasakan masyarakat.
“Dengan mempertimbangkan lokasi exit tol yang strategis, serta memastikan penggunaan rest area ini bisa dapat mendukung UMKM lokal Situbondo, dan mampu menarik wisatawan luar untuk bisa mampir dan menikmati keindahan kawasan wisata yang ada di Kabupaten Situbondo, dan dengan adanya pembangunan jalan tol ini bisa memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Situbondo,” tegasnya.
Nasim Khan menambahkan, pembangunan infrastruktur jalan Tol Probowangi merupakan salah satu langkah penting yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan.
“Namun, jika pembangunan ini tidak dilaksanakan dengan baik, maka bisa mengakibatkan perubahan negatif bagi Kabupaten Situbondo,” imbuhnya.
Dan perubahan kondisi geografis ini, sambung Nasim Khan, akan mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar area pembangunan jalan tol.
“Dalam konteks pembangunan jalan tol di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, saya akan konsistensi dalam memasukkan aspirasi masyarakat menjadi fokus utama,” pungkasnya. (*)