Banyuwangi, LENSANUSATARA.CO.ID – Sikap tegas di sampaikan Gerakan Rakyat Banyuwangi Bersatu (GARABB) menanti sikap Bupati Banyuwangi dalam menyikapi munculnya Banner penolakan dari warga dibeberapa titik di desa Sumberagung, kecamatan Pesanggaran Sebagai bentuk ungkapan perduli lingkungan.
Jelas jelas tulisan pada banner tersebut bertuliskan, warga menolak akan adanya perluasan pertambangan di wilayah gunung Salakan Pesanggaran.
Melalui Koordinator Umumnya, Bondan Madani menyampaikan kepada wartawan bahwa, pernyataan sikap yang disampaikan melalui adanya banner tersebut menandakan jika adanya pertambangan di wilayah Banyuwangi selatan tidak memberikan dampak positif kepada masyarakat.
“Tentunya masyarakat Banyuwangi menunggu jawaban dari Mbak Ipuk Fiestiandani selaku Bupati,” kata Bondan. Sabtu, (05/02/2021)
“Apakah beliau mendukung perjuangan warga, atau malah sebaliknya mendukung jika gunung Salakan juga ditambang seperti Tumpang Pitu. Bukannya diam seribu bahasa menyikapi hal itu, namun hobi melakukan kegiatan yang bersifat ceremonial dan di ekspose media dalam tanda kutip PENCITRAAN”, ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan Bondan bahwa, apa yang dialami masyarakat Banyuwangi selatan area Pesanggaran merupakan warisan permasalahan yang ditinggalkan oleh suaminya yaitu Abdullah Azwar Anas kepada sang istri ketika menjabat sebagai Bupati.
“Dan PR ini menjadi permasalahan serius yang harus disikapi oleh Ipuk Fiestiandani,” ucapnya.
Menurut Bondan, serangkaian konflik yang di alami masyarakat dimulai saat Anas menjadi bupati, hingga dirinya digantikan oleh istrinya.
“Bahkan sekarang dipercaya sebagai kepala LKPP, perselisihan antara warga masih ada. Apakah implementasi dari take line menjaga kesinambungan ini, silahkan untuk diartikan sendiri’. Ujar Bondan sambil tersenyum.
Pemuda asal Kampung Atasangin ini membeberkan serangkaian prestasi yang di dapatkan oleh kabupaten Banyuwangi tidak berarti apa-apa di mata masyarakat Banyuwangi.
Pasalnya sikap bungkamnya Ipuk Fiestiandani, menanggapi masalah tambang emas seolah-olah menunjukkan bahwa Bupati tidak responsif dan proaktif terhadap kondisi rakyat.
Padahal perputaran uang di gunung Tumpang Pitu yang sudah beroperasi jumlahnya milyaran, namun tidak ada income nyata untuk rakyat Bumi Blambangan.
“Permasalahan yang muncul di masyarakat akibat adanya tambang emas Tumpang Pitu adalah bukti nyata kegagalan Anas dalam memimpin Banyuwangi yang harus di tanggung oleh istrinya saat ini. Dan Ipuk yang sekarang menjadi Bupati serta digadang-gadang menjadi solusi karena sosok ke ibuannya malah terkesan tak mau tau dengan apa yang dialami maupun dirasakan masyarakat area pertambangan,” papar Alumni Muda HMI tersebut.
Penolakan warga sudah nyata adanya, protes dari warga maupun aktivis dan unjuk rasa juga sering kali dilakukan, tetapi tidak ada tindakan.
” Janganlah menutup mata, menutup telinga serta menutup hati dan pikiran melihat kondisi masyarakat disekitar lokasi tambang. Karena sebelum adanya pertambangan masyarakat hidup rukun satu sama lain, setalah dibuka izin pertambangan mereka seperti sengaja diadu satu sama lain dan ketika terjadi perlawanan masyarakat disana dibenturkan dengan pihak kepolisian,” Pungkasnya.(tim)