Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID – Merupakan hari pertama kembali bekerja setelah Libur Hari Raya Idul Fitri dan Cuti Bersama Nasional. RSD Balung Jember memulai aktifitas kembali dengan melakukan apel pagi dan halal bihalal Selasa 16/42024. Halal bihalal dilaksanakan di halaman belakang RSD Balung dengan dihadiri oleh semua civitas hospitalia, mulai dari pejabat struktural, fungsional medis, perawat, nakes lain dan tenaga non medis.
Apel pagi dipimpin oleh direktur RSD Balung, yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian dr Siti Nurul Qomariyah, M.Kes. mengungkapkan, Bagi masyarakat Indonesia, halal bihalal Idul Fitri sudah menjadi tradisi yang dilakukan setelah momen puasa Ramadan.
“Umumnya, halal bihalal dilaksanakan masih dalam bulan Syawal, baik itu seminggu setelah Idul Fitri, setengah bulan, ataupun di akhir bulan Syawal,” paparnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti halal bihalal merujuk pada silaturahmi untuk bermaaf-maafan pada Lebaran (setelah menunaikan puasa Ramadan), yang dilakukan sekelompok orang. Istilah keagamaan ini menjadi fenomena budaya yang hanya ditemukan di kalangan masyarakat Indonesia.
“Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian dr Siti Nurul Qomariyah menjelaskan, Tujuan dari halal bihalal adalah menjadi momen untuk saling memaafkan, menciptakan keharmonisan, mempererat silaturahmi, dan berbuat baik,” jelasnya.
Kisah dan Hikmah Kehidupan, menyebut halal bihalal bentuknya memang khas masyarakat Indonesia, tapi hakikatnya adalah hakikat ajaran Islam.
“Substansi halal bihalal jika dihakikatkan Idul Fitri, sehingga membuat semakin banyak orang yang mengulurkan tangan dan melapangkan dada dengan memaafkan,” menurutnya.
Di sisi lain, Kata halal dari segi hukum artinya anjuran yang diperbolehkan dalam Islam (sesuatu yang bukan haram). Maka dari itu, boleh saja jika kita melakukan kegiatan tersebut.
“Orang yang paling mulia adalah orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H, minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin,” Pungkas dr Siti Nurul Qomariyah (Dri)