Talaibu, LENSANUSANTARA.CO.ID – Tokoh Pemekaran Kabupaten Pulau Taliabu, Ahmad Hidayat mengungkapkan prihatinannya terhadap kondisi yang menimpa Petani dan Mahasiswa Taliabu saat sekarang.
Ia menilai kelompok masyarakat petani dan mahasiswa belum mendapat sentuhan yang berarti oleh pemerintah daerah.
Salah satu Kehidupan yang dikhawatirkan akan terus menjadi derita bagi petani di Taliabu adalah Petani cengkeh yang dari tahun ke tahun hanya berpikir dan bertindak sendiri terkait hasil pertaniannya, bahkan kebanyakan hanya bergantung kepada alam. sebuah kondisi yang jauh dari sentuhan pemerintah Kabupaten.
“Kalau kita tunggu satu tahun setengah, 2 tahun, baru cengkeh ini berbuah kemudian hujan terbakar hangus maka tidak bisa menjadi uang. Itu harus dipikirkan oleh pemerintah, bukan masyarakat yang pikirkan persoalan itu” Teriak AHM saat mendeklarasikan Putrinya Sashabila Mus, dan Laode Yasir sebagai bakal calon Bupati dan wakil Bupati Taliabu di kota bobong baru-baru ini.
AHM juga mengungkapkan kegelisahannya karena perjuangan Kabupaten Pulau Taliabu untuk menjadi jembatan yang memudahkan generasi muda Taliabu di seluruh daerah belum mendapatkan sentuhan selama 13 tahun usia Kabupaten ini.
dimana, asrama asrama mahasiswa di seluruh wilayah yang tersebar putra putri taliabu dalam menuntut ilmu pengetahuan di perguruan tinggi tidak menjadi prioritas untuk memudahkan masyarakat akademis Taliabu di seluruh wilayah.
“Saya juga sudah bilang ke Sasha, kamu cek semua anak-anak yang sekolah di mana mana ini, bagikan APBD dan tunjang mereka punya sekolah, bangun asrama untuk mereka di Makassar ada, di Luwuk belum ada bangun di Luwuk, di Jawa belum ada bangun di sana” benernya.
Hal itu bagi AHM bukan sesuatu yang mustahil, untuk mewujudkan itu semua maka diperlukan kebijakan melalui Perda dan menugaskan kepala kepala sekolah untuk mengarahkan setiap siswa lulusan sekolah untuk melanjutkan study di daerah daerah yang telah disediakan asrama.
hanya dengan begitu, APBD Kabupaten Pulau Taliabu akan turut dirasakan oleh kelompok bawah, dalam hal ini Petani maupun mahasiswa.
Secara terpisah, Salshabilla juga menyampaikan keprihatinannya terhadap masa depan kaum milenial, khususnya para mahasiswa yang tidak mendapat peluang kerja setelah menjadi sarjana karena keterbukaan peluang kerja dan motivasi kerja yang belum tercipta di daerah ini.
kata dia, tak sedikit mahasiswa asal tiabu yang setelah lulus kuliah takut kembali di daerah sendiri karena tidak tahu akan mendapatkan dan atau melakukan pekerjaan yang sesuai dengan keilmuannya.
Sehingga ia berharap di Kabupaten Pulau Taliabu kedepan dapat membuka peluang yang sebesar besarnya kepada generasi lulusan sarjana untuk dapat mengembangkan potensi keilmuannya dengan memanfaatkan keterbukaan lapangan kerja atau motivasi kerja yang disediakan pemerintah daerah dimasa depan.
“Sasha beberapa kali tanya tanya sama teman teman mahasiswa asal taliabu yang lulusan sarjana kok tak kembali ke Taliabu, kebanyakan mereka jawab ke taliabu nanti kita kerja apa, dari pada nganggur jadi beban orang tua mending kita bertahan di daerah orang masih ada peluang kerja” Ungkap sasha mencontohkan.
Dari sedikit cerita tersebut Sasha berharap pembangunan Taliabu kedepan tidak mengabaikan pemberdayaan masyarakat dan penciptaan peluang kerja yang sebesar besarnya sesuai perkembangan zaman dan kondisi masyarakat.
” di kampung kampung di taliabu juga Sasha telah banyak menyaksikan kurangnya pemberdayaan masyarakat bawah, dibidang pertukangan, para nelayan dan petani kok mereka kayak begitu dibiarkan berfikir sendiri gitu” Ucapnya prihatin.
Hal itu kata dia diperlukan sebuah sistem yang mampu memotivasi dan berdaya saing serta dibutuhkan penciptaan peluang kerja yang sesuai perkembangan masyarakat saat ini. Hanya dengan begitu tambahnya, peningkatan taraf hidup masyarakat dapat dijamin oleh pemerintah Daerah, (Sunardi).