Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID – Minimnya minat dokter spesialis untuk mengisi formasi Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS) di Kabupaten Jember menjadi sorotan serius. Dari total 17 formasi yang dibuka pada seleksi CPNS tahun 2024, hanya 5 formasi yang berhasil terisi. Bahkan, 12 formasi lainnya terpaksa dinyatakan kosong karena tidak ada satupun pelamar yang mendaftar.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Dinas Kesehatan Jember, Hendro Soelistijono, mengungkapkan keprihatinannya. “Kami sangat menyayangkan minimnya minat dokter spesialis untuk bergabung dengan kami. Padahal, kebutuhan akan tenaga medis spesialis di Jember sangat tinggi,” terang Hendro.
Hendro menambahkan, minimnya pelamar ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, Lantaran di seluruh Kabupaten/Kota seluruh Indonesia melaksanakan rekrutmen CPNS besar-besaran.
“Produk kelulusan dokter spesialis sangat minim dan terbatas, sehingga kebutuhan dan suplai kelulusan terbatas tidak seimbang, sementara rekrutmen serentak di seluruh Nasional,” menurutnya.
Saya yakin para dokter spesialis akan memilih kota-kota besar yang tentunya lebih menguntungkan. Dari 17 dan 5 formasi itu sudah terisi dan memilih di Jember, namun tidak perlu berkecil hati.
“Namun tidak perlu berkecil hati karena RSD dr Soebandi Jember sudah BLUD lanjut dr Hendro, disamping merekrut melalui CPNS terus bergerak dan melakukan rekrutmen melalui BLUD, sesuai regulasinya RSUD dr Soebandi bisa rekrutmen tidak terbatas, bisa kapanpun merekrut tenaga dokter spesialis dengan kontrak maupun praktek langsung di rumah sakit pemerintah Kabupaten jember,”
ungkap Kepala Dinas Kesehatan Jember. dalam sambungan telpon selulernya.
Sementara dr. Ali Sodikin, M.Kes sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kabupaten Jember, mengatakan, Banyaknya formasi CPNS untuk tenaga dr. Spesialis yang tidak ada pendaftarnya tidak hanya terjadi di Kab. Jember saja.
“Di banyak daerah baik provinsi, kabupaten maupun kota. Hal tersebut terjadi karena beberapa kemungkinan, jumlah dokter spesialis lulusan baru yang relatif kurang. Daya tarik menjadi PNS daerah/provinsi bagi dr. Spesialis baru semakin menurun. Tawaran kerja di institusi /RS swasta yang lebih menjanjikan secara finansial, urai ketua IDI Jember. melalui jawaban tertulisnya.
Sementara itu dr. Ali Sodikin, M.Kes, Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Jember Beban kerja dan waktu kerja PNS panjang dan dianggap kurang fleksibel. Lokasi instansi /RS yang berada di daerah relatif jauh di luar kota, juga bisa jadi pertimbangan untuk tidak menjadi PNS ditempat tersebut.
Karena biasanya ada pertimbangan bagaimana dengan sekolah anak-anaknya dokter spesialis tersebut. Akan berusaha mencari tempat sekolah yang baik, yang biasanya ada di kota besar.
“Lebih lanjut, Adanya kebijakan dari birokrasi yang terkesan politis, untuk kepentingan popularitas dan elektabilitas tokoh-tokoh politik lokal di daerah tertentu. Sehingga membuat menjadi PNS tidak menarik lagi.” Ujar Dokter Spesialis Anak di RSD. Dr. Soebandi Jember,” Pungkasnya (ADV/Dri)